Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang perdagangan sepekan (3-7 Oktober 2011) tercatat mengalami penurunan 124 poin (3,49 persen) didorong oleh derasnya tekanan jual asing.

Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, mengatakan di Jakarta, Sabtu, bahwa pada perdagangan sepekan ini tekanan jual asing di bursa Indonesia membukukan angka yang cukup tinggi, yaitu mencapai Rp1,07 triliun.

"Penurunan ini didorong oleh ketakutan yang berlebihan dari investor domestik, walaupun sebetulnya mereka kurang mengerti apa sebenarnya yang ditakutkan di tengah kekhawatiran terhadap ekonomi kawasan Eropa dan Amerika Serikat," ungkapnya.

Edwin juga menambahkan meskipun pada perdagangan Jumat (7/10) Wall Street gagal ditutup di zona positif, namun selama sepekan perdagangan indeks Dow Jones tercatat mengalami kenaikan hingga 2 persen.

"Ini didorong sinyal positif Uni Eropa, terutama akhir pekan ini adanya pertemuan para pemimpin Eropa yang membahas perbaikan lebih lanjut ekonomi kawasan Eropa dan perbaikan data ekonomi Amerika," ulasnya.

Untuk pergerakan pasar saham yang perlu mendapat perhatian sepanjang perdagangan pekan depan (10-14 Oktober) adalah perkembangan kondisi global seperti dampak penurunan peringkat Spanyol oleh Fitch Rating menjadi AA- dari sebelumnya AA+, dengan alasan terjadinya risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi Spanyol dan tingginya utang negara tetangga.

Di samping itu juga dipangkasnya peringkat Italia menjadi A+ dari sebelumnya AA- dengan prospek negatif.

Selanjutnya, lembaga pemeringkat Moody`s juga menurunkan peringkat 2 lembaga keuangan Inggris karena berkurangnya perhatian bantuan pemerintah Inggris.

Sementara itu, Research Analyst PT Panin Sekuritas Tbk (PANS), Purwoko Sartono, mengatakan langkah Moody`s menurunkan peringkat perbankan di Inggris mengakhiri laju kenaikan IHSG pada sesi II Jumat (7/10).

"Jelas terlihat pergerakan indeks masih sangat dipengaruhi oleh berita perkembangan ekonomi regional dan kami juga masih mewaspadai tingginya volatilitas pada indeks," katanya.

Menurut Purwoko, arah pasar relatif cepat berubah dan investor masih belum yakin atas langkah penyelesaian krisis utang Eropa serta dampaknya terhadap perekonomian dunia.

"Awal pekan ini diprediksi indeks akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah dengan kisaran `support-resistance` di level 3.360-3.470," katanya.

(T.KR-IAZ/A027)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011