Jakarta (ANTARA) - Analisis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada meyakini SuperApps PT Bank Syariah Indonesia Tbk bisa menjadi game changer ekosistem digital syariah di Tanah Air.

“Yang terpenting kelengkapan layanan harus berbanding lurus dengan kesiapan infrastruktur untuk mendukung layanan itu stabil,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Reze menilai SuperApps BSI memiliki satu keunggulan unik. Selain layanan keuangan, aplikasi itu dapat juga menghadirkan layanan yang mendukung aktivitas keagamaan secara individu maupun sosial. seperti pengingat ibadah wajib, perhitungan zakat, al-quran digital, hingga lokasi masjid.

Dengan layanan tersebut, BSI memiliki kesempatan lebih untuk menambah nasabah baru, mengingat populasi muslim di Indonesia terbanyak di dunia.

“Nasabah baru, berarti dana murah baru. Artinya bank memiliki ruang lebih banyak untuk meningkatkan profitabilitas,” ucapnya.

Baca juga: BSI telah migrasikan 7,2 juta rekening BNIS dan BRIS per Juli 2021

Keyakinan SuperApps BSI untuk menjadi game changer tersebut dilatarbelakangi oleh kinerja saham BSI yang diproyeksi kembali menguat terdorong pengembangan digitalisasi perseroan.

Pengamat pasar modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia tersebut mengatakan level harga BRIS dilihat dari grafiknya masih cenderung konsolidasi. Di mana pelaku pasar masih menunggu pengembangan bisnis lebih lanjut dari BSI khususnya tahun ini.

“Rentang harga BRIS sepanjang tahun ini ada di kisaran 1.465 untuk level terendah dan 1.840 untuk level tertinggi. Dengan rata-rata di level 1.645,” ujarnya.

Sepanjang Maret 2022 level terendah BRIS mencapai 1.510 dengan level tertinggi 1.825 dan secara rata-rata berada pada level 1.667.

Ia menganalisa jika BRIS bisa bertahan di atas level 1.500 seharusnya saham bank syariah terbesar di Tanah Air itu memiliki peluang besar untuk dapat kembali ke level 1800. Bahkan selanjutnya diproyeksikan menembus level 2.100.

Hal itu, lanjut dia, tak terlepas dari kinerja fundamental BRIS yang sangat baik. Di sisi lain BSI pun gencar memperkuat ekosistem industri halal dan utamanya pengembangan digitalisasi. Di mana digitalisasi menjadi katalis dan sorotan utama investor dalam berinvestasi di era disrupsi.

“Karena secara fundamental memiliki kinerja perbankan yang baik dengan pertumbuhan pendapatan, laba, dan sejumlah rasio perbankan lainnya yang positif,” tuturnya.

Selain juga pengembangan industri halal dan juga pengembangan digitalisasi diharapkan dapat memberikan sentimen positif sehingga turut memberikan peluang bagi BRIS untuk bisa kembali meningkat harga sahamnya.

Senada dengan Reza, peneliti ekonomi syariah dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan bahwa SuperApps akan sangat baik untuk perkembangan bisnis BSI dan ekonomi syariah secara umum.

“Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah menyadari perubahan gaya hidup masyarakat, serta mampu beradaptasi dengan digitalisasi, sehingga mereka mau investasi di infrastruktur IT,” katanya.

Baca juga: Bank Syariah Indonesia incar penambahan modal 500 juta dolar AS

Fauziah menjabarkan SuperApps BSI akan memainkan peran penting dalam perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. BSI akan berkontribusi lebih dalam meningkatkan inklusi keuangan syariah di dalam negeri. Selain itu, akan menjadi stimulus bagi bank syariah lain untuk melakukan hal serupa.

“Mengingat BSI akan menjadi bank pelat merah. Hal tersebut akan berguna bagi pembuat kebijakan untuk menyusun peta jalan terkait pengembangan industri halal yang lebih tepat,” ujarnya.

Ia juga mengatakan sudah seharusnya bank syariah terbesar adaptif terhadap digitalisasi. BSI harus mampu memanfaatkan potensi di mana lebih dari separuh penduduk Indonesia merupakan generasi muda dan sekitar 87 persen penduduk merupakan muslim.

Adapun digitalisasi BSI mendorong lebih dari 96 persen nasabah beralih ke transaksi digital atau e-channel. BSI Mobile menjadi akses utama ke semua layanan di mana transaksi digital berkontribusi besar terhadap pertumbuhan transaksi, yaitu sekitar 113 persen (yoy).

Pertumbuhan pengguna mencapai 126 persen secara yoy dengan total lebih dari 3,4 juta pengguna per Desember 2021. Sedangkan untuk transaksi mobile banking berdampak pada pertumbuhan fee based income BSI sebesar 124 persen.

Baca juga: Ketua OJK ingin BSI jadi panutan bank syariah di Indonesia

Baca juga: Dirut BEI: Saham BRIS bisa jadi pilihan menarik bagi investor


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022