Sikap bijaksana dapat ditunjukkan dengan mendukung program percepatan vaksinasi
Purwokerto (ANTARA) - Pandemi COVID-19 bisa jadi merupakan salah satu dari banyak hal di muka Bumi ini yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Untungnya, manusia dapat merespons secara cepat berbagai kejadian di sekitarnya melalui proses adaptasi.

Kesadaran untuk secara disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak fisik, dan mencuci tangan, merupakan contoh respons yang muncul pada individu untuk melindungi diri dan orang-orang yang dicintai dari penularan penyakit.

Hal itu tentu saja merupakan naluri yang mendasari reaksi setiap individu terhadap keinginan untuk bertahan hidup, serta sebagai bentuk upaya memperkecil risiko terpapar COVID-19.

Hal itu juga yang dilakukan oleh Chusmeru (62) dengan menyadari bahwa dirinya merupakan kelompok lansia yang rentan terpapar COVID-19, maka warga Bobosan, Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah itu segera merespons kondisi yang ada dengan berbagai ikhtiar yang dapat dilakukan.

Tujuannya untuk menciptakan ruang aman bagi dirinya sendiri dan keluarga yang dia cintai. Kendati gelombang pandemi bagai badai yang belum juga berhenti, disiplin menerapkan protokol kesehatan dan melindungi diri dengan vaksinasi membuatnya lebih siap dalam "perang" melawan COVID-19.

Terhitung sejak 8 Februari 2022, dirinya genap memproteksi diri dengan cara vaksinasi hingga dosis ketiga atau penguat. Tidak ada efek samping yang dirasakan, hanya sedikit pegal di lengan dekat lokasi injeksi, yang berlangsung selama tiga hari.

Saat ini, hatinya merasa jauh lebih tenang dan lebih terlindungi. Selain itu, rasa percaya diri ketika harus berinteraksi dengan orang lain menjadi semakin tinggi.

Dia merasa bersyukur telah mendapatkan vaksinasi secara lengkap.

Baca juga: Presiden tekankan vaksin penguat seiring warga mudik capai 79 juta

Bahkan, tanpa bersikap euforia, Chusmeru masih tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan agar benteng perlindungan diri semakin kuat. Karena bagaimanapun, sebagai seorang lansia, dia harus berupaya menjaga dirinya agar selalu tetap sehat.

Dia juga menyadari bahwa vaksinasi COVID-19 bukan hanya terkait dengan perlindungan bagi dirinya sendiri, namun juga bagaimana setiap orang mengambil peran untuk membentuk kekebalan komunal. Peran ini sangat diperlukan untuk memutus mata rantai penularan virus.

Harapan lain yang juga tersemat di dalam pikiran adalah terbentuknya imunitas bagi kelompok lansia.

Harapan ini lekat, karena baginya setiap orang harus tetap sehat dan semangat. Agar tidak ada lagi hari yang berat karena pandemi selama ini bagaikan awan pekat.

Ikhtiar untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi seakan membawa harapan baru, agar pandemi segera dapat berlalu.

Namun, upaya untuk itu masih perlu digencarkan lagi, edukasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat harus terus dilakukan agar dapat menggema ke seluruh penjuru.

Menurunkan Keparahan

Akademisi dari Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Arif Imam Hidayat mengatakan salah satu fungsi vaksinasi COVID-19 adalah menurunkan angka keparahan dan kematian pada pasien yang terinfeksi COVID-19.

Menurut Arif, meskipun vaksinasi tidak membuat 100 persen kebal dari COVID-19 karena prinsip kerja vaksin adalah melatih sistem kekebalan tubuh para penerima manfaat, vaksinasi sebagai langkah yang sangat penting.

Baca juga: Panja pengawasan vaksin DPR evaluasi program vaksinasi COVID-19

Vaksin memberikan perlindungan yang efektif terhadap pasien COVID-19 dari risiko kematian. Vaksin juga dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan jika seseorang tertular COVID-19 sehingga dapat menurunkan angka hospitalisasi dan mencegah sakit dengan gejala yang berat.

Karena itulah program percepatan vaksinasi sangat penting dilakukan untuk meningkatkan cakupan, menciptakan kekebalan komunal dan mengantisipasi varian baru COVID-19.

Pengajar departemen keperawatan gawat darurat itu, mengatakan kemunculan varian baru perlu disikapi dengan bijaksana oleh berbagai pihak, agar secara bersama-sama dapat saling meningkatkan kewaspadaan sekaligus juga mencegah kepanikan di tengah masyarakat.

Sikap bijaksana dapat ditunjukkan dengan mendukung program percepatan vaksinasi, mulai dari dosis pertama, kedua, hingga ketiga, terutama bagi kelompok rentan, seperti ibu hamil, anak-anak, lansia, serta mereka yang memiliki komorbid.

Hal yang paling penting, adalah masyarakat telah rutin teredukasi terkait dengan vaksinasi dan protokol kesehatan. Namun, mereka tetap jangan sampai bersikap abai dan euforia karena merasa telah tervaksin.

Sikap setiap orang untuk disiplin dan tanggung jawab menerapkan protokol kesehatan masih menjadi kewajiban utama, terutama setelah adanya pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat.

Baca juga: 21,7 juta warga sudah dapat dosis ketiga vaksin COVID-19

Sementara itu, dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Purwokerto, Provinsi Jawa Tengah dr. Andreas, Sp.PD mengatakan sosialisasi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19 memang harus terus dilakukan secara intensif di tengah upaya menggencarkan vaksinasi.

Tujuannya agar masyarakat paham mengenai esensi dari protokol kesehatan, lalu timbul kesadaran dan disiplin untuk menjadikannya sebagai gaya hidup.

Vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan merupakan dua hal yang saling terpaut, melekat, dan tidak dapat dipisahkan. Kedua aspek tersebut jika diimplementasikan secara bersamaan akan dapat melindungi seseorang dari risiko paparan COVID-19.

Terutama bagi mereka yang memiliki hipertensi, jantung, diabetes, dan berbagai komorbid lainnya, vaksinasi memberi diharapkan dapat memberikan perlindungan tambahan yang mencegah kelompok rentan ini menderita gejala berat yang memerlukan perawatan rumah sakit atau bahkan ICU.

Karena dalam upaya meningkatkan ketahanan kesehatan di tengah masyarakat, upaya pencegahan menjadi penting untuk dilakukan. Seluruh elemen memiliki tanggung jawab yang sama untuk saling menjaga dan melakukan langkah antisipasi.

Dalam merespons pandemi, langkah antisipasi yang dapat dilakukan dengan vaksinasi. Tentunya juga dilengkapi dengan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan untuk melengkapi proteksi itu.

Baca juga: Presiden sebut vaksinasi lengkap contoh penerapan prokes di pesantren
Baca juga: Jubir: Tingkatkan cakupan vaksinasi agar Ramadhan aman dari COVID-19
Baca juga: Presiden apresiasi peran desa tangani pandemi dan dorong vaksinasi

 

Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022