Jakarta (ANTARA) - Kepala Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Besar Polisi Putu Kholis Ariana mengatakan bahwa pihaknya mengawal proses produksi minyak goreng di PT Salim Ivomas Pratama Tbk Jakarta Utara agar tidak terkendala.

Putu mengatakan tim dari Satgas Pangan Polres Pelabuhan Tanjung Priok secara intensif memonitor proses produksi minyak goreng sawit mulai dari Crude Palm Oil (CPO) hingga pengemasan Olein.

Baca juga: Pedagang di Pasar Rawa Badak keluhkan harga minyak goreng tingkat agen

"Sampai saat ini, kami sudah menerima pemaparan, penjelasan mendetail dari direksi. Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada tantangan dan hambatan. Harapannya adalah minyak goreng yang sudah diproduksi kemudian juga kami lakukan pengawalan hingga ke distributor. Sehingga sampai ke tujuan, yaitu distributor, bisa aman, tepat waktu, agar nanti kemudian dari distributor bisa langsung mengedarkan minyak goreng tersebut ke pasar-pasar, baik ritel modern maupun tradisional," kata Putu dalam keterangannya di Jakarta Utara, Kamis.

Putu mengatakan, beberapa waktu yang lalu, produsen PT Salim Ivomas Pratama Tbk memang sempat kesulitan dalam hal pemenuhan bahan baku minyak goreng.

"Tapi sekarang, kami lihat bahan baku sudah sangat mencukupi. Sehingga ketersediaan bahan baku ini bisa mendukung proses produksi yang dilakukan di PT Salim Ivomas Pratama," tutur Putu.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Putu Kholis Ariana saat meninjau PT Salim Ivomas Pratama Tbk di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (29/3/2022). (ANTARA/ Abdu Faisal)

Ia menambahkan, berdasarkan peninjauan terakhir, pasokan minyak goreng PT Salim Ivomas Pratama Tbk cukup menjelang Ramadhan 2022.

"Jadi masyarakat tidak perlu panik, tidak perlu gelisah, ketersediaan sangat mencukupi dan kami dari kepolisian bekerja sama dengan produsen mengawal mulai dari produksi, distribusi, hingga ketersediaan di pasar-pasar," ucap Putu.

Baca juga: Hari ini MAKI ajukan gugatan praperadilan terkait mafia minyak goreng

Putu mengungkapkan Polres Pelabuhan Tanjung Priok juga mendapat penjelasan dari produsen terkait perbedaan minyak yang belum diolah, sampel dari CPO hingga menjadi minyak goreng, termasuk penjelasan teknis pengolahan hingga kepada pengemasan.

"Penjelasan dilakukan dari pihak PT Salim Ivomas Pratama Tanjung Priok," tutur Putu.

CPO atau minyak sawit yang belum diolah atau bahan baku minyak goreng yang didapat dari kapal, bentuknya masih bercampur, masih ada asam lemak, ada getah, ada moisture, warnanya pun berbeda dari minyak goreng yang ada di pasaran.

Menurut pihak PT Salim Ivomas Pratama Tbk, campuran ini harus dikeluarkan (dari CPO), terutama PFAD atau palm fatty acid distillate, ini asam lemaknya (CPO).

Pantauan Antara, untuk pengolahan minyak CPO ini harus dimasukkan ke mesin pengilangan (refinery machine). Bentuk mesinnya tingginya mencapai 1.200 meter dan proses di sana adalah yang dilakukan pertama kali sejak CPO tiba dari kapal.
Mesin pengilangan minyak goreng CPO di pabrik PT Salim Ivomas Pratama Tbk di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (29/3/2022). (ANTARA/ Abdu Faisal)


Kemudian, CPO diolah untuk mengeluarkan hasilnya yang disebut Refined, Bleached, and Deodorized Palm Oil atau RBDPO atau minyak goreng sawit yang melewati tahap pemurnian (refining), pemutihan (bleaching), dan tahap penghilangan bau (deodorizing).

Baca juga: Jakarta sepekan, longgarkan PPKM hingga harga minyak goreng curah

RBDPO ini tampak masih ada lemaknya, tapi menurut pihak PT Salim Ivomas Pratama Tbk, RBDPO ini sudah bisa dipakai menggoreng, terutama biasanya untuk penggorengan dalam produksi industri, seperti mi instan, makanan cepat saji, dan lain-lain.

Setelah didapat RBDPO, kemudian itu disaring lagi dengan cara dipanaskan sampai mencair, sampai hilang semua lemaknya. Kemudian didinginkan sampai ke 18 derajat Celsius kurang lebih, sampai terbentuk Stearin. Stearin ini juga masih ada lemak.

Untuk memisahkan lemaknya, Stearin yang terbentuk setelah proses tadi kemudian disaring agar terpisah dari Olein. Olein ini yang langsung dikemas menjadi minyak goreng.

Sedangkan Stearin masih bisa diolah lagi, dicampur flavour, air, garam, hingga menjadi margarin. Di PT Salim Ivomas Pratama Tbk, selain memproduksi minyak goreng, juga ada produksi margarin.

Namun, tahapan produksi margarin ada dua macam mekanisme pengolahan. Kalau tidak pakai air, garam, namanya Shortening.

Shortening ini biasanya oleh industri dibuat jadi bahan baku roti (baker's fat). Seperti margarin, hanya saja shortening belum bercampur dengan flavour, tanpa air, tanpa garam. Kalau margarin ada campurannya.

Baca juga: DKI tidak sediakan anggaran vaksinasi penguat berhadiah minyak goreng

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022