Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan memusnahkan hewan ternak unggas dalam radius tertentu di lima provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Lampung, dan Jawa Tengah. "Di daerah-daerah yang terkena, khususnya daerah perkotaan, akan diadakan depopulasi. Pada radius tertentu, sekitar satu kilometer, hewannya dimusnahkan," kata Menko Kesra Aburizal Bakrie, di Jakarta, Selasa, usai bersama Mentan Anton Apriantono dan Menkes Siti Fadilah Supari bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membahas langkah penanganan flu burung. Aburizal mengatakan, selain pemusnahan terhadap unggas di radius satu kilometer dari titik daerah yang terkena flu burung, pemerintah juga akan melakuan vaksinasi terhadap unggas di daerah radius tiga kilometer dari titik tersebut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Rabu (15/2) akan memanggil para gubernur dari lima provinsi tersebut untuk membicarakan masalah depopulasi. "Agar mereka juga memberikan pengarahan pada warganya tentang bahaya dari flu burung itu besar sekali. Kemudian bisa diambill tindakan bersama, pendekatan dari pintu ke pintu," kata Aburizal. Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriantono mengatakan, pemusnahan unggas di lima provinsi itu akan dilaksanakan dalam minggu-minggu mendatang. "Sebenarnya pemusnahan juga sudah pernah kita lakukan di dua tempat di Jawa Barat, termasuk di Sumedang," katanya. Untuk keperluan depopulasi unggas itu, Anton mengungkapkan pemerintah telah menyediakan ganti rugi senilai Rp30 miliar, yang dananya diambil dari APBN. Pemerintah juga, kata Anton, guna meningkatkan upaya penanganan flu burung, telah membentuk satu tim khusus yang terdiri atas dokter hewan --kebanyakan dari Deptan-- dan tiga ahli dari luar negeri yaitu dari Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) serta organisasi kesehatan hewan internasional (OIE) untuk meningkatkan upaya penanganan flu burung. Tim tersebut akan melekat kepada satuan gugus tugas yang telah dibentuk sebelumnya oleh pemerintah. Selain terhadap unggas, Aburizal mengatakan langkah penanganan flu burung juga dilakukan terhadap manusia. Untuk itu, seperti yang dituturkan Menko Kesra, Presiden Yudhoyono menginstruksikan penambahan persediaan tamiflu baik melalui import maupun memproduksi sendiri. "Insya Allah dalam dua-tiga bulan mendatang Indonesia sudah bisa memproduksi lagi tamiflu dalam jumlah besar," kata Aburizal. Langkah penanganan terhadap manusia juga akan dilakukan dengan memberikan pengobatan dengan tamiflu kepada semua penderita flu yang berhubungan langsung dengan unggas yang mati. Menurut Aburizal, Indonesia sedang mengimpor tamiflu sebanyak 200 ribu kotak berisi dua juta tablet untuk 400.000 penderita yang dijadwalkan tiba di Indonesia pada bulan November mendatang. Dari pesanan tahun 2004, tamiflu impor yang akan tiba adalah 20.000 kotak pada bulan Juni nanti. Saat ini Indonesia masih mempunyai 16 ribu kotak tablet tamiflu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006