London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak dunia menguat pada Rabu, didukung melemahnya dolar karena para pedagang mengabaikan berita penurunan perkiraan permintaan dari Badan Energi Internasional dan kartel minyak OPEC.

Pada tengah hari di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November melompat 1,12 dolar AS menjadi 111,85 dolar AS per barel.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman November, naik 59 sen menjadi 86,40 dolar AS per barel.

"Harga minyak mentah memperpanjang keuntungan dan naik lebih tinggi, karena dolar Amerika Serikat yang lebih lemah memberikan dukungan kuat terhadap pasar minyak," kata analis broker Sucden, Myrto Sokou.

Mata uang tunggal Eropa melonjak terhadap dolar ke tertinggi tiga minggu pada Rabu karena pasar memperkirakan Slovakia pada akhirnya mendukung perluasan dana bailout zona euro meskipun pemungutan suara anggota parlemen menentangnya.

Euro naik menjadi 1,3816 dolar, tingkat tertinggi sejak pertengahan September dan dibandingkan dengan 1,3660 dolar di New York pada Selasa.

Melemahnya greenback membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang kuat. Hal ini cenderung merangsang permintaan dan mendukung harga yang lebih tinggi.

Parlemen Slovakia pada Selasa menolak rencana untuk memperluas Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF), pukulan lain kepada pemimpin zona euro karena mereka mencari solusi untuk krisis utang dan perbankan blok itu.

Ini secara efektif menghentikan perluasan dana talangan 440-miliar euro (600 miliar dolar AS), meski ada peringatan dari kepala Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet bahwa sistem keuangan dunia menghadapi bahaya sistemik.

"Parlemen Slovakia tidak memilih untuk perluasan EFSF, secara efektif memveto gerak di zona euro untuk saat ini," kata Sokou.

"Namun, pasar memperkirakan ada kemungkinan pemungutan suara ulang, sebagai bagian dari pemerintah koalisi baru yang terbentuk menyusul mosi kepercayaan yang melekat pada pemilihan suara terakhir."

Pedagang minyak khawatir bahwa krisis utang zona euro bisa menyebar dan membantu memicu krisis ekonomi global baru -- dan jatuhnya permintaan energi.

Badan Energi Internasional (IEA) pada Rabu, kembali mengurangi perkiraan permintaan minyak karena prospek ekonomi suram.

IEA, yang penasehat negara-negara maju tentang kebijakandan

perkembangan energi, memangkas perkiraan permintaan minyak untuk 2012 dengan 210.000 barel per hari menjadi 90,5 juta barel per hari.

Pada Selasa, kartel minyak dunia OPEC memangkas proyeksi permintaan untuk 2011 dan 2012 untuk ketiga kalinya berturut-turut, mengutip ketidakpastian dalam ekonomi global dan lemahnya permintaan dari raksasa negara berkembang China dan India.
(A026/S004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011