Investasi sebanyak 20 miliar dolar AS (Rp278 triliun lebih) per tahun dari tahun 2023-2030
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengemukakan pendanaan global program pencegahan dan pengendalian Tuberkulosis (TB) disepakati bertambah hingga empat kali lipat melalui forum G20 di Yogyakarta pada 29-30 Maret 2022.

"Kita sepakat untuk melakukan investasi sebanyak 20 miliar dolar AS (Rp278 triliun lebih) per tahun dari tahun 2023-2030. Investasi tersebut digunakan untuk pengembangan vaksin, obat-obatan dan riset terkait TB,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dante mengatakan pendanaan tersebut lebih besar empat kali lipat dari alokasi sebelumnya dan telah disepakati dalam pertemuan G20 Side Event on TB di Yogyakarta.

Di tahun 2020, investasi penanggulangan TB berkisar 5,3 miliar dolar AS atau setara Rp76 triliun lebih dari kebutuhan alokasi 13 miliar dolar AS atau setara Rp186 triliun yang diperlukan setiap tahun.

Di tahun yang sama, jumlah dana untuk kebutuhan riset dan pengembangan TB berkisar 915 juta dolar AS atau setara Rp13,6 triliun lebih.

Dante mengatakan untuk kali pertama terjadi penurunan pembiayaan program TB sebagai bagian dari pelayanan kesehatan esensial akibat pergeseran dukungan anggaran untuk mengatasi pandemi COVID-19 menjadi 5,3 miliar dolar AS atau turun 8,7 persen pada kurun 2019 dan 2020.

Baca juga: Stop TB: Tuberkulosis jadi ancaman bagi keamanan kesehatan global

Baca juga: G20 berpeluang dongkrak investasi global untuk eliminasi TB


Apabila persoalan pendanaan tersebut tidak segera ditangani, kata Dante, diperkirakan lebih dari 31 juta orang akan terus meninggal setiap tahun dan menyebabkan kerugian ekonomi global sebesar 18,5 triliun dolar AS di antara 2020-2050.

Dante mengatakan pertemuan G20 side event on TB bukan hanya sekadar dukungan terhadap perhelatan 1st Health Working Group, tapi juga sarana bagi para pemangku kepentingan untuk memprioritaskan penanganan TB dan memastikan aspek pembiayaan penanggulangan TB yang memadai, bisa diprediksi dan berkelanjutan agar target eliminasi TB tahun 2030 berhasil.

Tak hanya itu, Indonesia selaku ketua presidensi G20 juga berusaha memperkuat dukungan multilateral agar penanggulangan TBC, terutama jenis resisten obat yang mengancam keamanan kesehatan global, bisa dikendalikan oleh masing-masing negara, kata Dante menambahkan.

Dante juga mendorong peran antarnegara untuk saling berbagai praktik baik pencegahan dan penanggulangan TB di negaranya, terutama negara dengan jumlah kasus aktif TB terbanyak di Indonesia.

Sebagai negara dengan jumlah penderita TB terbanyak ketiga di dunia, kata Dante, Indonesia menyampaikan komitmennya untuk percepatan penanggulangan TB melalui kerja sama lintas sektor dan lintas peran, menerapkan aturan penanganan TB, penemuan kasus aktif TB di masyarakat, dan melakukan berbagai inovasi layanan kesehatan dan penguatan fasyankes.

“Eliminasi TB tahun ini kita usahakan berkali-kali lipat. Angkanya kita targetkan 95 persen di tahun 2024, untuk tahun ini kita sudah 49 persen, usaha yang kita lakukan harus dua kali lipat dari sekarang,” ujarnya.

Dante optimistis target eliminasi TB pada 2030 dapat terlaksana melalui upaya inovatif, kreatif dan kolaboratif dari seluruh pemangku kepentingan baik di level nasional, bilateral maupun multilateral.

“Kami sangat optimistis, melalui kolaborasi lintas sektor secara bersama-sama kita yakin eliminasi TB di tahun 2030 bisa tercapai,” katanya.

Baca juga: Pakar: Penting bagi dunia untuk susun pendanaan bagi TBC

Baca juga: Cegah risiko penularan TB, Kemenkes perluas layanan "mobile X-ray"

 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022