New York (ANTARA News) - Harga minyak merosot di perdagangan New York pada Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), setelah lima hari berturut-turut meningkat. Kemerosotan ini dikarenakan kehati-hatian menjelang peluncuran data persediaan energi Amerika Serikat.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman November menetap di 85,57 dolar AS per barel, turun 24 sen dari tingkat penutupan Selasa.

Di London, harga patokan minyak mentah Brent untuk pengiriman November bertambah 63 sen menjadi ditututup di 111,36 dolar AS.

Analis mengatakan, sinyal permintaan cukup kuat tetapi pedagang menunggu untuk melihat bagaimana stok minyak AS terlihat Kamis, setelah minggu lalu secara mengejutkan jatuh menyiratkan permintaan yang jauh lebih kuat dari perkiraan.

"Sisi luar pasar benar-benar mendikte sebuah skenario perjalanan bullish (bergairah), tetapi pasar tidak ingin maju sendiri sebelum data persediaan keluar besok," kata analis pasar minyak Rich Ilczyszyn dari MF Global.

Tetapi Ilczyszyn mengatakan, ada pagu untuk pandangan harga yang lebih tinggi, seperti pertumbuhan di negara ekonomi utama dunia yang masih lemah.

"Berdasarkan pada pasokan dan permintaan saya tidak berpikir pasar menginginkan minyak 100 dolar AS," ia mengatakan, mengacu pada harga WTI.

"Saya akan sangat terkejut melihat terobosan di atas 90 dolar AS," katanya, meskipun menambahkan bahwa jika pasar saham AS mendorong lebih tinggi secara signifikan, dan euro menguat, itu akan meningkatkan pasar minyak juga.

Badan Energi Internasional (IEA) pada Rabu memangkas lagi perkiraan permintaan minyak 2012 di tengah prospek ekonomi suram.

IEA, yang penasehat negara-negara maju tentang kebijakan dan perkembangan energi, memperkirakan permintaan minyak di 90,5 juta barel per hari tahun depan, turun 210.000 barel dari perkiraan sebelumnya.

Pada Selasa, kartel minyak OPEC juga memangkas proyeksi permintaan dunia untuk 2011 dan 2012 mengutip ketidakpastian dalam perekonomian global dan melemahnya permintaan dari raksasa negara berkembang China dan India. (SYS)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011