Denpasar (ANTARA News) - Warga Kota Denpasar dan sekitarnya berhamburan meninggalkan tempat kerja dan rumahnya masing-masing saat terjadi gempa berkekuatan 6,8 pada skala Richter (SR), Kamis siang.

Murid sekolah, mulai dari taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar, hingga sekolah menengah pertama, (SMP), termasuk para guru di kawasan Nitipraja, Denpasar, meninggalkan ruang sekolahnya masing-masing.

Demikian juga karyawan perkantoran dan pertokoan di Jalan Gatot Subroto, Denpasar, panik saat diguncang gempa. Sejumlah pengunjung pertokoan pun saling berebut menuju pintu keluar untuk menyelamatkan diri.

"Gempa...gempa...Tinggalkan ruang ini," teriak seorang petugas keamanan di Gramedia, Jalan Gatot Subroto, Denpasar, meminta pelayan dan pengunjung toko buku yang berada di lantai III Niki Plaza itu menyelamatkan diri.

Para pelayan dan pengunjung pun menyelamatkan diri melalui eskalator yang berada di bagian belakang Niki Plaza tersebut. Kemudian mereka semua berkumpul di halaman pertokoan tersebut.

Anak-anak sekolah pun terpaksa dipulangkan lebih awal karena khawatir bencana susulan masih akan terjadi lagi.

Sebagian bangunan di sekolah dan perkantoran di kawasan Nitipraja dan Jalan Gatot Subroto juga mengalami retak-retak, termasuk juga di kantor Perum LKBN ANTARA Biro Bali.

Kekuatan gempa juga dirasakan oleh para pegawai negeri sipil di kantor Pemprov Bali di kawasan Renon, Denpasar. Ribuan PNS berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri saat bencana melanda.

Beberapa bagian dinding dan atap kantor Pemprov Bali itu juga rusak akibat guncangan dari dalam bumi.

Dari Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar juga dilaporkan bahwa masyarakat setempat panik saat peristiwa itu terjadi. Masyarakat meninggalkan aktivitasnya untuk menyelamatkan diri.

Sementara itu, pihak Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa pusat gempa berkekuatan 6,8 SR itu berada di 143 kilometer barat daya Nusa Dua, Bali, dengan kedalaman 10 kilometer.

Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

(T.M038/A011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011