Pontianak (ANTARA News) - Komisi II DPR RI melakukan pengecekan langsung ke lapangan terkait polemik perbatasan negara yang terjadi di Dusun Camar Bulan, Kabupaten Sambas yang direncanakan pada Sabtu besok.

"Permasalahan tapal batas ini sebenarnya sudah terjadi cukup lama dan sudah santer terdengar, namun penanganannya sangat kurang optimal," kata Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, saat menyampaikan gambaran awal terkait kondisi di Dusun Camar Bulan, kepada anggota Komisi II DPR RI di Pontianak, Jumat malam.

Dalam pertemuan yang dilakukan di aula Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar tersebut selain dihadiri oleh anggota DPR RI dan Gubernur Kalbar serta SKPD Kalbar juga dihadiri oleh unsur Muspida Kalbar.

"Berbicara mengenai permasalahan perbatasan sebenarnya ini adalah masalah yang kompleks dimana di dalamnya begitu banyak terdapat masalah, baik sosial, politik, budaya, dan sebagainya yang semuanya mengarah kepada minimnya kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan," katanya.

Cornelis mengatakan, pertemuan yang dilakukan malam ini merupakan upaya pemberian informasi awal dari pemerintah provinsi kepada anggota DPR RI, terkait rencana ounjungan kerja Komisi II ke Camar Bulan yang akan dilakukan Sabtu besok.

Dia mengatakan, dari berbagai permasalahan yang terjadi di wilayah perbatasan yang ada di Kalbar, termasuk di Dusun Camar Bulan, Kabupaten Sambas, diharapkan pemerintah pusat bisa segera melakukan peninjauan kembali dan menolak hasil pengukuran bersama garis batas Negara Indonesia dengan Malaysia yang dibuat pada tahun 1975, serta memperbaharui peta-petanyang telah diukur bersama yang tidak sesuai dengan peta asli peninggalam pemerintah Inggris dan Belanda.

"Kami selaku pemerintah provinsi dan instansi terkait akan bekerjasama untuk tetap melakukan tindakan penguasaan efektif di OBP Tanjung Datu, Peraiaran Gosong Niger dan Camar Bulan sebagai wilayah NKRI yang selama ini menjadi polemik dengan Malaysia, agar kasus Simpadan dan Ligitan tidak terulang kembali," tuturnya.

Cornelis juga mengatakan, sebagai landasan hukum untuk pembatalan dari hasil pengukuran tim perbatasan bangsa Indonesia dan Malaysia yang dilakukan tahun 1975 lalu, pihaknya akan mengajukan beberapa referensi dan bahan-bahan yang diperlukan kepada pemerintah pusat.

"Yang jelas, kita akan bersikeras agar wilayah NKRI tetap terjaga dengan baik dan tidak dicaplok oleh negara lain," kata Cornelis.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Abdul Hakam Naja mengatakan, informasi awal yang diberikan Gubernur Kalbar pada pertemuan itu akan menjadi masukan awal dari pihaknya untuk melakukan peninjauan langsung di Camar Bulan.

Terkait dengan berbagai permasalahan yang terjadi di daerah perbatasan pihaknya akan melakukan peryemua dengan Kementrian terkait setelah melakukan kunjungan itu.

"Dari hasil kunjungan ini nantinya, kita tentu memiliki banyak masukan dan harus ditindak lanjuti. Kita akan melakukan pertemuan dengan kementrian terkait, untuk membahas masalah perbatasan negara, termasuk Camar Bulan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011