Jakarta (ANTARA News) - Produksi kelapa sawit Indonesia pada 2009 diperkirakan mencapai 20 juta ton, dengan sekira 4,5 hingga 5 juta ton di antaranya untuk konsumsi dalam negeri.

Ketua I Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) sekaligus Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Derom Bangun, menyebutkan dari jumlah produksi itu 15 hingga 15,5 juta ton adalah diekspor.

"Permintaan kelapa sawit dalam negeri bisa meningkat sampai 6 - 6,5 juta ton di 2009, ekspornya menjadi lebih sedikit sehingga bisa mengurangi tekanan ke pasar dunia," kata Derom usai Launching Internasional Conference & Exhibition on Palm Oil (ICE-PO 2009) di Jakarta, Rabu

Dia mengatakan, ekspor CPO Indonesia ke Uni Eropa masih terganjal regulasi Uni Eropa mengenai batas penghematan efek rumah kaca yang disebabkan bahan bakar fosil dan nabati.

"Uni Eropa mewajibkan angka ambang batas sebesar 35 persen, sedangkan bahan bakar minyak sawit hanya mampu sekitar 16 persen. Kalau dengan pengawasan yang super ketat paling maksimal kita hanya bisa menghemat sebesar 32 persen," ujarnya.

Syarat-syarat tersebut diajukan Uni Eropa untuk menjamin penghematan efek rumah kaca bagi minyak fosil dan nabati, namun hal itu dapat menghambat ekspor CPO Indonesia ke pasar Eropa yang potensial.

Saat ini, industri kelapa sawit menjadi penyumbang devisa terbesar kedua setelah sektor minyak dan gas, yang juga telah membuka empat juta tenaga kerja.

Dikatakannya, situasi krisis global saat ini ikut berdampak bagi industri CPO dalam negeri.

Pada kesempatan tersebut Derom juga mengatakan, produksi biodiesel Indonesia dalam setahun diperkirakan mencapai 27 juta ton per tahun. Jika jumlah kelapa sawit yang digunakan ditingkatkan menjadi 5 persen dalam total produksi tersebut, maka setara dengan 1,35 juta ton kelapa sawit per tahun.

ICE-PO 2009 yang akan digelar di Jakarta Convention Centre (JCC) 27 sampai 29 Mei mendatang merupakan kerja sama PPKS dan PT Bimatama Inka dalam upaya mewujudkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

ICE-PO 2009  akan menyediakan tidak kurang 150 gerai (booth) yang akan diisi berbagai perusahaan multinasional.

Direktur Penyelenggara ICE-PO 2009 Danny R Sultoni menyatakan, tujuan jangka panjang penyelenggaraan ICE-PO 2009 yakni untuk menjadikan Indonesia sebagai trade center atau pusat perdagangan perkelapasawitan dunia.

"Selain itu juga untuk memotivasi para pelaku industri untuk terus mengoptimalkan dan meningkatkan produktifitas lahan," ujarnya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009