Tokyo (ANTARA) - Dolar Australia melonjak ke level tertinggi sembilan bulan pada Selasa sore, setelah bank sentral negara itu mengisyaratkan suku bunga yang lebih tinggi, sementara euro mendekam di dekat level terendah satu minggu tertekan oleh prospek sanksi baru terhadap Rusia.

Kurs dolar Australia (Aussie) melonjak 1,23 persen menjadi 0,7639 dolar AS, terkuat sejak 14 Juni, setelah bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) membatalkan janjinya untuk "bersabar" pada kebijakan pengetatan, sambil mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah untuk saat ini, seperti yang secara luas diperkirakan.

"RBA membatalkan narasi 'kesabaran' dari panduan ke depan untuk kenaikan (suku bunga), jadi artinya RBA akan naik pada suatu waktu dalam beberapa bulan ke depan, kemungkinan besar pada Juni," kata Joseph Capurso, ahli strategi di Commonwealth Bank of Australia.

Sementara itu, euro sedikit berubah, menguat 0,06 persen pada 1,0972 dolar AS, setelah turun serendah 1,0960 dolar AS di sesi sebelumnya untuk pertama kalinya sejak 28 Maret.

Mata uang tunggal telah mencapai tertinggi satu bulan 1,1185 dolar AS hanya beberapa hari sebelumnya di tengah meningkatnya optimisme atas berakhirnya konflik Ukraina.

"Pada tahap ini, kinerja euro sangat terkait erat dengan konten sanksi baru yang kemungkinan akan dijatuhkan Uni Eropa terhadap Rusia; semakin besar implikasinya terhadap pasar energi, semakin besar dampaknya terhadap euro," kata ahli strategi ING kepada klien mereka dalam catatan pagi.

"Rincian sanksi baru mungkin tidak akan dirilis sampai besok, dan kami memperkirakan euro tetap tidak dapat pulih dari pergerakan kemarin kecuali langkah-langkah tersebut terbukti lebih ringan dari yang diharapkan," tambah mereka.

Amerika Serikat dan negara-negara Eropa berjanji pada Senin (4/4/2022) untuk menghukum Moskow atas pembunuhan warga sipil di Ukraina utara, di mana kuburan massal dan mayat orang-orang terikat yang ditembak dari jarak dekat ditemukan di sebuah kota yang direbut kembali dari pasukan Rusia.

Sanksi baru dapat mencakup pembatasan miliaran dolar energi yang masih diimpor Eropa dari Rusia. Kremlin membantah tuduhan terkait pembunuhan warga sipil.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,07 persen menjadi 98,902 dari tertinggi satu minggu di 99,083 yang dicapai semalam.

Greenback datar terhadap yen di 122,73 yen, secara luas mengikuti pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang, karena terus berkonsolidasi di sekitar 122,5 setelah mundur dari tertinggi multi-tahun 125,105 pada 28 Maret.

Gubernur bank sentral Jepang (BOJ) Haruhiko Kuroda memberikan beberapa tekanan tambahan pada pasangan mata uang tersebut, mengatakan laju apresiasi baru-baru ini "agak cepat," dan pembuat kebijakan mengawasi pergerakan "dengan hati-hati."

Baca juga: Australia janjikan 1 miliar dolar AS lagi untuk Great Barrier Reef
Baca juga: Harapan pemulihan ekonomi, dolar Australia melonjak dan yen jatuh
Baca juga: Euro jatuh terseret kekhawatiran lebih banyak sanksi terhadap Rusia

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022