Kejadiannya mungkin seperti di kuartal III 2021 dimana konsumsi rumah tangga masih tertahan, agak sedikit rendah pertumbuhannya, tapi net ekspor sangat tinggi
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I 2022 mencapai 4 persen year on year.

"Perkiraan saya sementara di kisaran 4 persen. Tapi resminya berapa, persisnya, disampaikan di tanggal 19 April nanti oleh CORE," kata Faisal kepada Antara di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, terdapat dua pendorong utama pertumbuhan di kuartal I 2022 yakni pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kenaikan harga komoditas yang meningkatkan nilai ekspor.

"Kejadiannya mungkin seperti di kuartal III 2021 dimana konsumsi rumah tangga masih tertahan, agak sedikit rendah pertumbuhannya, tapi net ekspor sangat tinggi," katanya.

Sementara itu, pertumbuhan belanja pemerintah dan investasi juga diperkirakan tidak setinggi pertumbuhan ekspor. Ke depan, ia memperkirakan inflasi akan menahan lajunya pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2022.

"Maret kemarin kan inflasi menjadi yang tertinggi dalam 2 tahun terakhir yakni 0,66 persen, di April diperkirakan bisa sampai 1 persen," katanya.

Dengan inflasi yang tinggi, pertumbuhan ekonomi riil menjadi tertahan karena biaya produksi barang dan biaya hidup masyarakat turut meningkat.

"Walaupun income bertambah, kalau biaya hidup bertambah, spendingnya menjadi tertahan. Demikian pula dari sisi produksi, artinya kalau ada tambahan pengeluaran untuk pajak, bahan baku, dan energi, ini akan mengurangi profit produsen," ucapnya.

Baca juga: ADB pertahankan proyeksi ekonomi RI, namun ada risiko inflasi naik
Baca juga: Bank Dunia turunkan proyeksi ekonomi RI jadi 5,1 persen
Baca juga: Kemenkeu: Ekonomi kuartal I bakal tumbuh lebih baik dari sebelumnya


Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022