Yogyakarta (ANTARA News) - Perguruan tinggi swasta diharapkan tidak hanya mengkaji pengembangan universitas, tetapi juga semua persoalan besar yang ada di masyarakat, kata Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Edy Suandi Hamid.

"Hal itu perlu dilakukan agar perguruan tinggi swasta (PTS) tidak seperti yang dikritik banyak pihak sebagai `menara gading` yang lepas dari persoalan kehidupan masyarakat," kata Edy yang juga Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), di Yogyakarta, Kamis.

Namun demikian, menurut dia, dalam konteks pengembangan PTS, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) akan menjalin kerja sama sebanyak-banyaknya dengan pihak lain, terutama dengan unit terkait di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Aptisi mengagendakan program kerja ke depan untuk penguatan PTS yang jumlahnya lebih dari 3.100 PTS, sehingga secara bertahap dapat mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang lebih baik," katanya.

Untuk itu, menurut dia, Aptisi akan mengadakan prarapat kerja menjelang pelantikan pengurus yang diselenggarakan di Jakarta, 23-24 Oktober 2011.

Ia mengatakan dalam kegiatan tersebut akan disampaikan pengarahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh serta pidato kunci oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas.

Selain itu, menurut dia, juga akan diselenggarakan persiapan penyelenggaraan Rapat Pengurus Pusat Pleno atau pra-RPPP Ke-1 Aptisi.

Ia mengatakan dalam rapat itu masing-masing pengurus akan menyampaikan rancangan program kerja untuk satu periode kepengurusan, dan sekaligus rancangan program kerja untuk periode satu tahun ke depan.

Hasil rancangan program kerja tersebut, menurut dia akan dibawa dan disahkan dalam RPPP yang akan diselengggarakan dalam waktu dekat.

"Rangkaian acara pelantikan dan pra-RPPP direncanakan akan ditutup dengan pernyataan Aptisi dalam rangka menyikapi persoalan bangsa," katanya. (B015/M008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011