Jakarta (ANTARA News) - Organisasi kemasyarakatan Sabang Merauke Circle (SMC) menilai "reshuffle" atau perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II kurang memberikan nilai tambah Indonesia dalam menghadapi dampak krisis keuangan global.

"Kami menilai `reshuffle` kabinet sekarang ini cukup baik namun berpotensi kontraproduktif dan tidak signifikan," kata Direktur Riset Ekonomi dan Keuangan SMC, Perdana Wahyu Sentosa di Jakarta, Jumat.

Wahyu mengatakan, hal itu bisa terjadi karena "reshuffle" terlalu kompromistis dengan mengedepankan kepentingan politik koalisi.

"Ini justru kurang memberikan nilai tambah dan daya saing bagi perekonomian Indonesia sendiri," katanya.

Wahyu menjelaskan, jika kabinet hasil "reshuffle" nantinya bekerja di bawah performa yang diharapkan, maka akan berdampak negatif terhadap peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, terlebih dalam situasi krisis keuangan global 2011 ini.

"Prediksi kami pengaruh krisis keuangan global terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada 2012 sebesar 0,3 - 0,4 persen dengan catatan otoritas fiskal dan moneter dapat mengendalikan fluktuasi nilai tukar rupiah pada Rp8.600 - Rp8.800 per dolar AS. Inflasi diprediksi berkisar 4,5 - 4,7 persen dan BI rate pada level 6,25 - 6,5 persen," kata Wahyu.

Wahyu juga menambahkan disiplin fiskal perlu diperketat dan rasio utang terhadap PDB harus dijaga di bawah 30 persen.

"Ini bukan pekerjaan mudah tentunya," tukas Wahyu.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pergeseran dan penggantian beberapa menteri serta penambahan wakil menteri di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II pada 19 Oktober 2011. Penambahan kabinet yakni pada wakil menteri sebanyak 13 wakil menteri sehingga kini terdapat 20 wakil menteri.

Menteri yang bergeser antara lain Mari E Pangestu yang sebelumnya Menteri Perdagangan menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jero Wacik yang sebelumnya Menteri Pariwisata dan Kebudayaan menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. (SDP-08/A039)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011