PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Ban Ki-moon menganggap kematian pemimpin Libya Muammar Gaddafi sebagai momen bersejarah bagi rakyat Libya.

Pernyataan itu dikeluarkan Sekjen Ban di awal pidato yang disampaikannya pada panel tentang Global Sustainability di Markas Besar PBB, New York, Kamis.

"Anda semua telah melihat laporan (media) tentang kematian Kolonel Muammar al-Qadhafi dan berakhirnya pertempuran di Sirte dan kota-kota lainnya. Tentunya hari ini merupakan transisi yang bersejarah bagi Libya," kata Ban.

"Dalam hari-hari mendatang, kita akan menyaksikan perayaan, juga kesedihan bagi mereka yang kehilangan," tambahnya.

Menurut Ban, kematian Gaddafi merupakan "akhir dari permulaan" karena jalan yang akan ditempuh rakyat Libya di masa depan akan sukar dan penuh dengan tantangan.

Ban mengajak semua pihak di Libya untuk bersatu padu guna mewujudkan masa depan yang lebih baik melalui kesatuan nasional dan rekonsiliasi.

"(Sekarang) semua pihak harus meletakkan senjata dengan damai. Ini merupakan masa untuk penyembuhan dan membangun kembali, untuk semangat kemurahan hati, bukan untuk pembalasan dendam," ujarnya.

Di tengah persiapan yang dilakukan oleh pihak berwenang Libya untuk menyelenggarakan pemilihan umum maupun berbagai rencana pembangunan menuju bangsa yang baru, Ban mengingatkan agar semua pihak dilibatkan.

"Semua warga Libya harus terwakili dalam pemerintahan dan kepemimpinan. Hrapan yang selalu disuarakan pada masa-masa revolusi dan konflik harus diwujudkan melalui kesempatan-kesempatan serta keadilan bagi semua," katanya.

Ban mengungkapkan ia pada Kamis telah berbicara dengan utusan khususnya untuk Libya, Ian Martin, yang tengah berada di ibukota Libya, Tripoli.

"Misi PBB untuk Libya ada di lapangan dan siap membantu Libya dan rakyatnya dalam melangkah ke depan," kata Ban.

Gaddafi dilaporkan tewas pada Kamis pagi waktu setempat di kota kelahirannya, Sirte, yang belakangan ini menjadi pertahanan terakhir Gaddafi dalam menghadapi kepungan pasukan-pasukan Dewan Peralihan Nasional Libya (NTC).

Gaddafi disebutkan tewas dalam serangan pasukan NTC pada hari yang sama.

Serangan ke Sirte itu juga dilaporkan menewaskan putera Gaddafi, Mo`tassim Gaddafi, dan mantan menteri pertahanan Abu Bakr Yunis Jabar. (TNY)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011