Jember (ANTARA News) - Angin puting beliung merusak sedikitnya 22 rumah di Desa Mrawan dan Desa Mayang, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Sekretaris Satuan Pelaksana dan Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Jember Edi Budi Susilo, Sabtu mengatakan, hujan deras yang disertai angin puting beliung yang terjadi Jumat (21/10) sore menyebabkan sebanyak 22 rumah rusak di Kecamatan Mayang.

"Dari 22 rumah yang rusak dengan rincian sebanyak enam rumah rusak berat atau ambruk di Desa Mrawan dan Mayang, sehingga tidak bisa ditempati lagi. Sedangkan 16 rumah rusak ringan di Desa Mayang," tuturnya.

Menurut dia, tidak ada korban jiwa dalam bencana angin puting beliung yang terjadi di dua desa Kecamatan Mayang itu, namun total kerugian diperkirakan mencapai Rp40 juta.

"Petugas Satlak hari ini terus melakukan pendataan terhadap korban angin puting beliung dan tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir di Jember," paparnya.

Data di Satlak PB Jember, lanjut dia, angin kencang juga menyebabkan enam rumah warga di Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, ambruk, Selasa (18/10).

Enam rumah yang ambruk milik Pak Zaenal yang berada di RT 03 RW 09, Pak Ahmad RT 02 RW 09, Pak Fauzan RT 04 RW 09, Pak Faesol RT 01 RW 08, Pak Katijo RT 06 RW 03 di lingkungan Patrang Tengah, Kelurahan Patrang, Kecamatan Patrang.

Sementara satu rumah ambruk milik Ibu Mistar RT 02 RW 13 berada di Lingkungan Krajan, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang.

"Saya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap hujan deras yang disertai angin kencang karena beberapa hari terakhir cuaca cukup ekstrem di Jember," ujarnya.

Edi mengatakan, Penjabat Bupati Jember akan mengumpulkan seluruh camat di Kabupaten Jember untuk siaga bencana karena sudah memasuki musim hujan dan Jember merupakan salah satu kabupaten yang berpotensi tinggi terjadi bencana alam.

"Sedikitnya 17 kecamatan dari 31 kecamatan di Kabupaten Jember rawan bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung antara lain Kecamatan Silo, Mayang, Tempuredjo, Kencong, Arjasa, Sukorambi, dan Panti," katanya menambahkan.
(T.ANT-070/M026)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011