Indonesia dalam setahun bawa masuk 600 ribu sampai 650 ribu ekor sapi dari Australia. Berdikari sudah mengantongi izin untuk 40 ribu di tahun ini, hanya saja kalau kurang bisa ditambah
Jakarta (ANTARA) - PT Berdikari (Persero) menyatakan akan memobilisasi sekitar 5.000 ekor sapi hidup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat Ramadhan dan Idul Fitri di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya.

"Sesuai dengan permintaan dari Badan Pangan Nasional, kami mobilisasi sekitar 5.000 ekor sapi sekitar Jabodetabek dan Bandung Raya," kata Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara dalam kegiatan bongkar muat sapi bakalan dari Australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin.

Harry mengatakan pihaknya mendatangkan 650 ekor sapi bakalan dari Australia bersama dengan 2.000 ekor sapi lainnya. Jumlah sapi-sapi itu akan terus bertambah ada yang dipotong untuk disalurkan ke konsumen dan ada pula sapi yang masuk ke tahapan penggemukan untuk kebutuhan Idul Adha kelak.

Mobilisasi sapi hidup yang dilakukan oleh Berdikari berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, sedangkan sapi impor akan dipasok dari luar negeri salah satunya Australia.

"Indonesia dalam setahun bawa masuk 600 ribu sampai 650 ribu ekor sapi dari Australia. Berdikari sudah mengantongi izin untuk 40 ribu di tahun ini, hanya saja kalau kurang bisa ditambah," jelas Harry.

Dalam upaya menambah populasi sapi di dalam negeri, Berdikari punya program kemitraan yang melibatkan peternak-peternak lokal di berbagai daerah. Perseroan juga mendukung program koperasi Kementerian Pertanian dengan adanya indukan 1.000 desa 1.000 sapi.

Berdikari menjadi off taker dalam program inseminasi buatan dari Kementerian Pertanian dengan memelihara bibitnya, penggemukan, sampai sapi itu siap untuk disembelih dan dagingnya disalurkan kepada konsumen.

Pada 2022, Kementerian Pertanian telah menetapkan neraca daging sapi maupun kerbau nasional dengan tingkat konsumsi diperkirakan sebesar 2,57 kilogram per kapita per tahun atau 706 ribu ton secara nasional.

Kemampuan produksi dalam negeri saat ini diproyeksikan hanya 436 ribu ton dan stok awal tahun 62 ribu ton, sehingga masih di bawah dari kebutuhan. Pemerintah lantas menargetkan harus terdapat stok sisa akhir tahun sebesar 58,8 ribu ton, sehingga diperoleh defisit daging sebesar 266 ribu ton akan dipenuhi melalui mekanisme impor.

Dalam rangka menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, pemerintah terus mendatangkan ribuan sapi impor untuk mengintervensi harga daging segar di pasaran agar tidak melambung tinggi dan memberatkan masyarakat.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan sapi hidup impor berfungsi untuk mendukung kebutuhan daging di masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri.

Beberapa sapi impor yang baru datang hari ini akan dilakukan penggemukan dua sampai tiga bulan ke depan untuk kebutuhan Iduladha dan ada juga sapi yang siap untuk dikirim ke sentra-sentra untuk memenuhi kebutuhan saat puasa dan Lebaran.

"Sapi hidup ini untuk mendukung bulan puasa dan Lebaran..., pengadaan ini dari luar negeri tapi sebagian nanti pengadaan dari dalam negeri juga menjadi kunci," kata Arief.

Baca juga: Pemerintah datangkan sapi impor untuk intervensi harga daging di pasar
Baca juga: Sapi impor dari Australia tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Baca juga: Pemerintah diminta evaluasi regulasi impor daging sapi

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022