New York (ANTARA) - Dolar menguat tepat di bawah tertinggi dua tahun terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), didukung oleh imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi, sementara euro terangkat setelah pemimpin Prancis Emmanuel Macron mengalahkan penantang sayap kanan Marine Le Pen di putaran pertama pemilihan presiden.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS telah melonjak di tengah ekspektasi pengetatan yang lebih agresif oleh Federal Reserve, sehingga mengangkat greenback. Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun mencapai 2,793 persen pada Senin (11/4/2022), tertinggi sejak Januari 2019.

Tetapi euro tampaknya akan menghentikan penurunan beruntun tujuh hari terhadap mata uang AS, menguat 0,14 persen menjadi 1,0889 dolar. Indeks dolar AS terakhir di 99,92, setelah mencapai 100,19 pada Jumat (8/4/2022), tertinggi sejak Mei 2020.

"Mungkin ada sedikit reli yang melegakan, tetapi akan sulit bagi euro untuk benar-benar mendapatkan lebih banyak traksi ke atas sampai risiko peristiwa sepenuhnya berlalu," kata Erik Nelson, ahli strategi makro di Wells Fargo di New York.

Macron akan menghadapi Le Pen dalam apa yang dijanjikan sebagai putaran kedua pemilihan presiden Prancis pada 24 April.

Dolar naik lebih jauh terhadap yen, yang mencapai level terlemah sejak pertengahan 2015. Mata uang Jepang telah memburuk karena bank sentral Jepang (BOJ) tetap lebih dovish daripada rekan-rekan mereka yang semakin hawkish seperti Fed.

"Apa yang kami dengar dari BOJ sejauh ini sangat konsisten bahwa mereka tidak khawatir tentang langkah ini (dalam yen) dan, jika ada, mereka merasa nyaman dengan langkah tersebut," kata Nelson. “Mengingat bagaimana harga bergerak, daya tarik menjual yen dan mendapatkan tingkat bunga positif pada perdagangan itu, itu akan terus menjadi taruhan satu arah yang saya pikir cukup lama.”

Dolar naik 0,94 persen menjadi 125,45 yen.

Fokus ekonomi utama berikutnya di Amerika Serikat adalah data harga konsumen untuk Maret yang akan dirilis pada Selasa waktu setempat.

Mata uang terkait komoditas termasuk dolar Kanada dan Australia dan krona Norwegia melemah karena harga minyak tergelincir.

Dolar naik 0,39 persen terhadap loonie (Kanada) menjadi1,2621 dolar Kanada, dan naik 1,13 persen terhadap mata uang Norwegia menjadi 8,8105 krona. Aussie tergelincir 0,40 persen menjadi 0,7429 dolar AS.

Yuan China melemah terhadap dolar di tengah kekhawatiran investor atas arus keluar modal dan tekanan depresiasi mata uang setelah perbedaan imbal hasil acuan berubah negatif antara kekuatan ekonomi Asia dan Amerika Serikat.

Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun China turun di bawah imbal hasil obligasi AS untuk pertama kalinya dalam 12 tahun, karena investor bersiap untuk lebih banyak pelonggaran moneter di daratan dan perbedaan yang melebar antara ekonomi AS dan China.

Rubel Rusia melemah tajam dalam perdagangan yang gelisah, membalikkan beberapa kenaikan minggu sebelumnya, setelah bank sentral melonggarkan langkah-langkah pengendalian modal sementara.

Di pasar mata uang kripto, bitcoin jatuh ke posisi terendah tiga minggu, dan terakhir turun 3,78 persen pada 40.541 dolar AS. Ether turun 5,26 persen menjadi 3.034 dolar AS.

Baca juga: Rupiah melemah tipis dipengaruhi pengetatan moneter The Fed
Baca juga: Minyak jatuh di bawah 100 dolar saat penguncian China, rilis cadangan
Baca juga: Emas naik setelah ekuitas AS jatuh dan perang Ukraina-Rusia berlanjut

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022