Timika (ANTARA News) - Manajemen PT Freeport Indonesia dan serikat pekerja perusahaan itu menggelar perundingan lanjutan membahas tuntutan kenaikan upah.

Perundingan di Hotal Rimba Papua Mimika, Rabu, juga dihadiri Direktur Eksekutif Vice Presiden & CEO PT Freeport Sinta Sirait dan Ketua PUK SPSI PT Freeport Sudiro.

Ketua Bidang Organisasi PUK SPSI PT Freeport Virgo Solossa kepada ANTARA mengatakan, pada perundingan Selasa (25/10), manajemen PT Freeport mengajak PUK SPSI untuk bersama-sama mencari solusi terbaik menyelesaikan mogok kerja karyawan yang sudah berlangsung lebih dari satu bulan sejak 15 September 2011.

Solusi untuk penyelesaian masalah ini, kata Virgo, sesungguhnya terletak pada sejauhmana manajemen Freeport menjawab tuntutan PUK SPSI yang meminta kenaikan upah pekerja dari kisaran 7,5 dolar AS per jam bagi nonstaf level F1 hingga 33 dolar AS per jam bagi staf level III atau jika dipersentasekan kenaikannya mencapai 352 persen dari gaji yang berlaku saat ini.

Jika dikurskan dengan rupiah, kenaikan upah pekerja PT Freeport yang dituntut PUK SPSI dari kisaran Rp11.777.000 per bulan untuk nonstaf level F1 hingga Rp54 juta per bulan untuk staf level III.

Manajemen PT Freeport mengajukan penawaran kenaikan gaji pekerja sebesar 28 persen dalam perundingan yang berlangsung Selasa (25/10) dari sebelumnya sebesar 25 persen yang dianjurkan pihak mediator dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Menurut Virgo, PUK SPSI sudah menyampaikan kepada para pekerja yang mogok soal tawaran dari pihak manajemen terkait rencana kenaikan upah sebesar 28 persen tersebut, namun ditolak oleh seluruh pekerja.

"Angka yang disampaikan manajemen sudah kami sampaikan ke pekerja tadi malam sekitar pukul 22.00 WIT, ternyata mereka menolak. Karena itu kami akan sampaikan kepada perusahaan bahwa tawaran mereka tidak bisa kami terima," jelas Virgo.

Selain mengusulkan kenaikan upah sebesar 28 persen, menurut Virgo, manajemen PT Freeport juga mengharapkan pekerja membuka blokade jalan. Sepanjang pihak manajemen PT Freeport tidak menaikan tawarannya, PUK SPSI tetap tidak akan membuka blokade jalan.

Hingga Rabu malam pertemuan antara manajemen PT Freeport dengan PUK SPSI masih berlangsung.

Bupati Mimika Klemen Tinal yang sebelumnya disebut-sebut akan memediasi pertemuan antara manajemen PT Freeport dengan PUK SPSI ternyata tidak hadir karena mengurus kegiatan tinju Pengda Pertina Papua yang berlangsung di Biak.

(E015/N002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011