Doha (ANTARA News) - Pemimpin sementara Libya Mustafa Abdel Jalil pada Rabu mendesak NATO untuk melanjutkan kampanyenya di Libya sampai akhir tahun, dengan menyatakan orang-orang yang setia kepada Muamar Gaddafi masih merupakan ancaman bagi negara itu.

Komentar Abdel Jalil, yang dibuat dalam satu konferensi sekutu militer Dewan Transisi Nasional (NTC) di Doha, berlangsung sehari setelah jasad Gaddafi dimakamkan di suatu tempat rahasia. Jasad Gaddafi sebelumnya dipertontonkan di tempat umum selama empat hari.

"Kami berharap (NATO) akan meneruskan kampanyenya sampai akhir tahun ini untuk membantu kami dan negara-negara tetangganya," kata Abdel Jalil, ketua NTC, dalam Konferensi Komite Rekan.

Permintaan ini bertujuan untuk "menjamin tak ada senjata disusupkan ke negara-negara itu dan untuk menjamin keamanan warga Libya dari sisa-sisa pasukan Gaddafi yang melarikan diri ke negara-negara terdekat," tambahnya.

NTC juga mencari bantuan dari NATO dalam "mengembangkan sistem pertahanan dan keamanan Libya," kata Abdel Jalil kepada peserta konferensi.

Di Brussel, para diplomat mengatakan NATO telah memutuskan untuk menangguhkan keputusan resmi guna mengakhiri operasi udaranya di Libya hingga Jumat setelah permintaan NTC bagi perpanjangan kampanyenya dan tuntutan Rusia untuk konsultasi PBB.

Di saat Gaddafi tertangkap dan dan menemui ajalnya pekan lalu, badan pembuat keputusan NATO, Dewan Atlantik Utara (NAC) diperkirakan akan menyetujui secara resmi pada Rabu untuk menetapkan 31 Oktober sebagai tanggal untuk mengakhiri perang udara selama tujuh bulan.

"NAC akan bertemu dengan para mitra Jumat ini guna membahas misi Libya dan mengambil keputusan resmi," kata juru bicara NATO, Oana Lungescu kepada AFP.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta, yang sedang berada di Jepang, mengatakan peran militer AS di masa depan dalam Libya baru akan bergantung pada keputusan NATO.

Qatar juga mengungkapkan untuk pertama kali pada Rabu bahwa ratusan personil militernya terlibat bersama warga Libya dalam pertempuran untuk menggulingkan Gaddafi.

Sebelumnya negara kaya gas itu menyatakan pihaknya hanya memberi dukungan pasukan udaranya bagi operasi-operasi tersebut.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Qatar Mayor Jenderal Hamad bin Ali Al-Atiya mengatakan pihak Qatar "memberikan pelatihan dan operasi komunikasi."

"Qatar telah mensupervisi rencana-rencana pemberontak karena mereka warga sipil dan tidak cukup mempunyai pengalaman militer. Kami bertindak seperti penghubung antara pemberontak dan pasukan NATO," katanya.

Abdel Jalil mengatakan dalam pertemuan itu bahwa pihak Qatar telah "merencanakan" pertempuran-pertempuran yang memuluskan jalan bagi para pejuang NTC secara bertahap mengambil alih kota-kota yang dikuasai Gaddafi.

Sementara itu Perserikatan Bangsa-Bangsa mendesak para penguasa baru Libya untuk menghormati hak azasi seluruh tawanan, di tengah-tengah merebak kontroversi di seputar kematian Gaddafi.

Tokoh-tokoh dari rezimnya yang digulingkan, putera Gaddafi Seif al-Islam dan mantan Kepala Intelejen Abdullah al-Senussi, diduga melintas ke Niger pada Selasa, kata seorang pejabat Tuareg.

Seif al-Islam "sudah dekat perbatasan Niger, dia belum masuk Niger tapi sudah dekat," kata seorang pejabat setempat dari kawasan Agadez, di bagian utara Niger, kepada AFP. Dia meminta jati dirinya tak disebutkan.

(Uu.M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011