Kupang (ANTARA News) - Pemuda harus berani merombak watak budaya politik yang menjadikan kekuasaan dan uang sebagai tujuan, kata Aktivis Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Nusa Tenggara Timur (GAMKI-NTT), Irianus Rohi.

Selain itu Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kota Kupang itu juga mengatakan, bahwa kaum muda diharap bisa memperkuat komitmen penegakan hukum dalam memfungsikan partai politik dan badan legislatif sebagai arena perjuangan kepentingan rakyat, untuk mendorong perjalanan birokrasi yang bersih, profesional, dan berorientasi pada pelayanan.

"Hal ini penting karena kaum muda adalah merupakan komponen penerus pembangunan bangsa," kata Irianus di Kupang, Jumat, menjawab pentingnya pemuda dalam konteks pembanguna politik bangsa.

Dalam era reformasi saat ini, kata Irianus, perubahan sistem politik sangat luar biasa, tetapi kemudian menjadi suatu yang paradoksal, karena pendidikan politik untuk mencipta budaya politik tidak sebanding dengan cepatnya perubahan tersebut.

Sehingga yang terjadi bahwa pilihan rakyat secara langsung dalam pemilu, bukan karena tujuan untuk pilihan yang ideal, tetapi karena terpengaruh dengan kepentingan jangka pendeknya.

Menurut dia, tidak sedikit orang muda yang memasuki arena kekuasaan harus mengalami disorientasi visi dan terjebak dalam arus pragmatisme politik.

"Jika demikian, masih mampukah kaum muda menjadi elemen perubah dalam tatanan politik itu," kata Irianus bertanya.

Kultur politik reformasi saat ini, lanjut dia, tidak memungkinkan lagi pemuda untuk berposisi sebagai pengabsah semata, jika tidak ingin bergeser dari ideologi pragmatisme, maka sistem politik ke-Indonesia-an yang sedang berubah dan bergerak begitu cepat, pasti akan menggilasnya.

Dalam konteks pemuda dalam gereja, lanjut Badan Pengurus Pemuda Gereja Masehi Injili di Timor (BP-GMIT) NTT itu, penting untuk dingatkan kepada setiap umat Kristen untuk mempunyai wawasan kebangsaan, cara pandang secara baku terhadap eksistensi umat Kristen sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

"Kita adalah bagian integral sejarah kebangsaan Indonesia. Kita adalah umat pilihan Allah! (Efesus 1:4-6), ironis sekali jika kita tidak mampu menjadi bagian penting bangsa ini," kata Irianus.

Karena itulah, pemuda Kristen hendaklah menjadi indikator teladan dan kualitas peradaban di negara ini, dengan menjadi pelaku Firman dan bukan sekadar penghafal Firman, dan yang tidak kalah penting adalah menjadi penebar berkat.

Terkait makna hari Sumpah Pemuda, Irianus yang juga adalah Ketua Komisi A DPRD Kota Kupang mengatakan, Sumpah Pemuda harus menjadi jiwa kejuangan, kebangsaan dan karakter bangsa Indonesia yang benar-benar harus diimplementasikan oleh generasi muda dan jangan hanya sekadar seremoni tahunan.

Dia mengatakan, peringatan sumpah pemuda tidak hanya sekedar diucapkan dalam bentuk sumpah pemuda berbangsa satu, berbahasa satu dan bertanah air satu tanah air Indonesia.

Namun, pemuda harus memiliki keresahan ketika ke-Indonesia-an atau kearifan lokal terkikis dengan industri dan moderenisme. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011