Jakarta (ANTARA News) - Setelah cenderung melemah sejak awal pekan, rupiah pada Jumat rebound setelah pelaku pasar asing kembali menempatkan dananya di mata uang Indonesia itu.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarBank Jakarta, Jumat sore, berada pada posisi 8.826 per dolar AS atau naik 34 poin dibanding hari sebelumnya 8.860.

Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, mengatakan, penanganan krisis di Eropa maupun di Amerika Serikat dinilai positif oleh pelaku pasar uang, sehingga mereka kembali masuk ke emerging market.

"Kembali pelaku pasar ke `emerging market` mendorong penguatan nilai tukar. Masuknya pelaku dipicu dari penanganan krisis, sehingga mereka tidak terlalu khawatir jika kembali masuk ke emerging market. Mata uang Asia kembali menguat termasuk rupiah," katanya.

Ia menambahkan, pelaku pasar mengambil kesempatan positif itu untuk mencari "gain", setelah pada masa krisis banyak investor yang mengalami kerugian.

Meski demikian, katanya, Bank Indonesia tetap menjaga rupiah agar tetap stabil agar kestabilan industri ekspor impor tetap terjaga.

"Kalau rupiah terlalu kuat akan mengecewakan importer," katanya.

Analis pasar uang Monex Investindo Futures, Johanes Ginting, menambahkan, kesepakatan mengenai berbagai langkah penyelesaian krisis hutang kawasan Eropa tercapai dalam pertemuan petinggi-petinggi Uni Eropa itu berhasil meredam pesimisme pasar dan memicu pemangkasan posisi "bearish" investor.

"Para pemimpin dan perbankan Uni Eropa telah menyetujui `writedown` 50 persen untuk pihak swasta yang memegang obligasi pemerintah Yunani," kata dia.

Ia mengemukakan, pemimpin Uni Eropa juga sepakat untuk merekapitalisasi bank-bank Eropa yang bermasalah dan menambah kekuatan Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF) dari 44 miliar euro AS menjadi sekitar satu triliun euro.

"Meski demikian, sebagian investor masih tetap meragukan prospek pertumbuhan di Eropa. Apalagi data-data ekonomi terakhir yang keluar dari zona Euro juga mendukung pandangan bahwa kawasan itu tengah berada di ambang resesi," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (28/10) menguat menjadi 8.828 dibanding pada hari sebelumnya 8.890.

(KR-ZMF/A027)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011