Kairo (ANTARA News) - Ribuan pemrotes di Kairo menyerukan militer yang berkuasa Jumat dengan segera mentransfer kekuasaan kepada pemerintahan sipil dan meniadakan figur-figur rezim lama dari kancah perpolitikan.

Para pendemo di Lapangan Tahrir, episentrum pemberontakan Mesir yang melengserkan Presiden Hosni Mubarak Februari, meneriakkan "militer enyah" dan menyerukan para jenderal yang berkuasa agar "kembali ke barak."

Militer berkuasa sesudah pengusiran Mubarak pada 11 Februari, menjanjikan transisi menuju pemerintahan sipil dalam enam bulan. Militer dikepalai mantan menteri pertahanan Mubarak Jenderal Hussein Tantawi.

Para pendemo awalnya memuji militer karena tidak mengambil tindakan keras terhadap pemberontak setelah Mubarak meminta para prajurit turun ke jalan-jalan pada 28 Januari, menyusul serangan-serangan terhadap pos-pos polisi.

Namun kepopulerannya mengalami erosi di tengah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan kecurigaan bahwa militer memperlama transisi, yang kini dikatakannya akan berlangsung sesudah pemilihan presiden sekitar tahun depan.

Mesir akan melakukan pemungutan suara parlemen baru mulai 28 November, namun partai dan aktivis yang mengujungtombaki pemberontakan anti-Mubarak khawatir para pendukung Mubarak akan masuk parlemen, baik sebagai independen ataupun anggota partai yang baru saja didirikan.

Para aktivis telah meminta undang undang yang melarang para politisi korup dan mengkampanyekan di Internet untuk mengekspose para anggota partai di masa Mubarak yang partainya kini dibubarkan.

Mubarak sendiri sedang menghadapi pengadilan karena dengan sengaja memerintahkan pembunuhan terhadap para pemrotes antirezim selama pemberontakan. Beberapa pembantu seniornya telah dipenjara karena korupsi. (K004)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011