Bagaimana kita membangun multikulturalisme, tradisi dan masyarakat inklusif
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan pembinaan Ibu Kota Negara (IKN) baru Nusantara perlu memperhatikan setiap kondisi dari aspek sosial budaya dan sosial ekonomi masyarakat khususnya Kalimantan Timur (Kaltim).

“Dalam konteks pembinaan IKN, tentu kita semua harus memperhatikan kondisi sosial budaya dan sosial ekonomi di area Kalimantan Timur khususnya,” kata Handoko dalam Webinar Kesiapan Insfrastruktur dan Perpindahan ASN ke IKN Awal 2024 yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Handoko menekankan kedua aspek menjadi penting untuk diperhatikan, karena terdapat masyarakat lokal yang akan menjadi bagian dari budaya baru dari Nusantara. Sehingga pemerintah harus mampu memitigasi semua warga negara yang berada di IKN untuk bisa saling bersinergi menuju Indonesia Maju 2045.

Dengan memberdayakan masyarakat sekitar, negara dapat meneruskan program perlindungan dan jaminan sosial melalui pemanfaatan sumber daya manusia lokal yang dilibatkan dalam setiap pembangunan IKN seperti pembangunan infrastruktur yang lebih pintar dan berorientasi pada lingkungan sekaligus menciptakan IKN yang hijau dan cerdas.

Perpindahan Ibu Kota, juga akan menyebabkan interaksi yang dilakukan oleh masyarakat dari berbagai etnis semakin intens dan menimbulkan sebuah dampak positif seperti penguatan bahasa kebangsaan ataupun pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: BRIN lakukan riset ketahanan pangan untuk IKN Nusantara

Baca juga: BRIN: Perlu mengkaji aspek regulasi dan kesiapan kelembagaan IKN

 

Oleh karenanya, setiap artefak arkeologi, keberagaman local system, bahasa lokal hingga ruang budaya harus dapat dijaga dan diantisipasi setiap bentuk permasalahannya dengan melibatkan peran dari seluruh pihak dalam proses adaptasi dan integrasi sosial masyarakat IKN.

“Yang tidak kalah penting kita harus meminimalkan dan memitigasi berbagai tantangan dalam konteks tersebut. Bagaimana kita membangun multikulturalisme, tradisi dan masyarakat inklusif,” katanya.

Menurut Handoko, pembinaan pada IKN juga tidak boleh hanya fokus pada pembangunan infrastruktur yang bersifat fisik saja. Tetapi juga perlu mengantisipasi kebutuhan infrastruktur yang berbasis inovasi dan teknologi agar IKN dapat tumbuh menjadi pusat ekonomi dan pemerintahan baru dalam rencana pembangunan nasional negara sampai tahun 2045 mendatang.

Ia juga menekankan sudah menjadi tugas para Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk terus meningkatkan pelayanan dan tata kelola publik juga setiap aset agar pemanfaatan energi di IKN menjadi lebih efisien.

Dengan demikian, dirinya menyatakan BRIN akan siap membantu negara mewujudkan IKN sebagai role model bagi dunia dalam mewujudkan kota yang tersirkuler dan resiliens terhadap pengelolaan air, bahan pangan, konstruksi juga sumber energi.

“BRIN sangat siap untuk membantu mewujudkan dan memitigasi masalah tadi sehingga kita semua bisa mewujudkan IKN sebagai kota yang aman, nyaman dan berdimensi HAM,” ucap Handoko.

Baca juga: Pemindahan IKN dapat gunakan metode rasional komprehensif

Baca juga: PM Malaysia siap bangun kawasan perbatasan sambut IKN Nusantara


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022