perlu diambil langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi risiko karhutla dan kemunculan titik panas di Riau
Pekanbaru (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Riau, Kamis, sebagai upaya untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Direktur Penguatan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Salim Mustofa di Pekanbaru, Kamis, menyebutkan Pulau Sumatera, khususnya Riau, merupakan daerah yang rawan terkena bencana kabut asap.

Selain merusak keanekaragaman dan ekosistem hutan, dampak negatif karthutla lainnya yaitu terganggunya transportasi udara serta lumpuhnya aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat.

Baca juga: BRIN dorong peningkatan kolaborasi riset biodiversitas dalam RIIG G20

"Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi risiko karhutla dan kemunculan titik panas/hot spot di Riau. Upaya TMC sudah terbukti untuk memitigasi bencana karhutla di berbagai daerah," terangnya.

Lanjutnya, upaya TMC dalam dua tahun belakangan dilaksanakan berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan yang menjadi tanggung jawab BRIN.

Untuk sementara ini, BRIN menyiapkan 20 ton bahan semai bubuk NaCl untuk rencana pelaksanaan 15 hari operasi TMC di Riau.

Baca juga: BRIN akan lakukan operasi TMC Riau cegah karhutla

"Pelaksanaan TMC di Provinsi Riau dilaksanakan melalui laboratorium pengelolaan teknologi modifikasi cuaca, atas permintaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang turut menggandeng PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) untuk ikut mendanai upaya TMC ini," jelas Salim.

SHR Manager RAPP, Wijatmoko menyebutkan pihaknya melihat TMC merupakan langkah preventif untuk dapat mencegah karhutla dengan memanfaatkan teknologi.

"Kami berkomitmen untuk ini. Karena dengan pencegahan banyak dampak-dampak lain yang bisa kita hindari," tuturnya.

Baca juga: Pemkab-perusahaan kertas berkolaborasi pantau titik api di Inhil

"Ini bantuan ketiga kami untuk TMC. Kalau tahun-tahun sebelumnya kami membantu dengan sembilan sorti, tahun ini akan ada 20 sorti," tambah Wijatmoko.

Selain itu untuk pencegahan karhutla, APRIL memiliki program Desa Bebas Api (Fire Free Village Program/ FFVP) yang telah berlangsung sejak tahun 2015 lalu. Hingga tahun 2021, FFVP telah bermitra dengan 39 desa di Riau dengan luasan area mencakup 803.684 hektare. 

"Kami fokus kepada penanganan karhutla di sekitar kita dan masyarakat sekitar. Kami telah bermitra dengan 39 desa di Riau, jadi seluruh desa di sekitar RAPP kita pastikan bebas api. Namun dengan berkoordinasi dengan seluruh stakeholder kita jadikan Riau bebas kabut asap," pungkasnya.

Baca juga: Gubernur: Riau siap hadapi karhutla

Baca juga: BMKG pantau 34 titik panas di wilayah Sumatera Utara

Pewarta: Riski Maruto dan Annisa Firdausi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022