New York (ANTARA News) - Sekitar 4.000 Muslim New York Jumat siang menggelar unjukrasa damai serta melaksanakan shalat berjamaah di sebuah taman di depan markas besar PBB, berkaitan dengan kontroversi pemuatan kartun Nabi Muhammad oleh sebuah surat kabar Denmark yang kemudian diikuti sejumlah suratkabar di Eropa. Unjukrasa dan shalat Jumat di tempat terbuka tersebut dipimpin oleh ulama asal Indonesia, Syamsi Ali, dan didukung oleh organisasi-organisasi Islam serta masjid-masjid di New York dan sekitarnya. Mereka membawa spanduk dan poster-poster yang antara lain mengimbau agar Denmark tidak menyebarkan kebencian melalui kebebasan pers, tuntutan minta maaf dan mendukung pemboikotan produk-produk buatan Denmark. Mereka juga membagikan buku-buku dan DVD mengenai Islam kepada warga yang melintasi areal tempat unjukrasa. Cuaca dingin dan angin kencang tidak menghalangi ribuan Muslim untuk mengikuti kegiatan tersebut. "Tujuan kita berkumpul disini adalah untuk menunjukkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad yang juga merupakan inisiator kedamaian," kata Syamsi Ali dalam orasinya. Selain itu, tambahnya, umat Islam juga menghormati agama-agama lain dan Nabi-Nabinya. "Oleh sebab itu kami harapkan mereka juga menghormati agama Islam," kata imam pada Islamic Center of New York itu. Unjukrasa anti Denmark itu juga menarik perhatian puluhan wartawan cetak dan elektronik di New York yang melakukan liputan langsung. Shalat Jumat di tempat terbuka di kawasan Manhattan itu bukan hanya diikuti oleh para pengunjuk rasa, namun juga oleh umat Muslim lainnya yang kebetulan sedang bekerja di kawasan sekitarnya. Di kota New York sendiri terdapat tidak kurang dari 800.000 Muslim dari total 12 juta penduduknya. Seusai shalat Jumat, mereka mendengarkan orasi-orasi yang sampaikan tokoh-tokoh Muslim Amerika. Orasi juga disampaikan oleh pimpinan-pimpinan dari Islamic Circle of North America (ICNA) dan Muslim American Society (MAS), dua organisasi Muslim terbesar di Amerika Serikat. Mereka menyatakan akan menyampaikan pernyataan tertulis mengenai keprihatinan umat Islam New York melalui Konsulat Jenderal Denmark. Terbesar dan tertib Unjukrasa hari Jumat tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan yang dilakukan sebelumnya di New York. Meskipun melibatkan massa cukup besar, unjukrasa berlangsung damai dan tertib. Tidak terlihat emosi yang meluap-luap seperti yang sempat terjadi di beberapa negara lainnya berkaitan dengan protes anti-Denmark. Seluruh acara diakhiri dengan shalat Ashar berjamaah di tempat yang sama. Kepolisian New York (NYPD) mengerahkan puluhan personienya untuk mengawasi pelaksanaan unjukrasa tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2006