Jakarta (ANTARA News) - PT Intiland Development Tbk membangun proyek baru di sektor hunian, kombinasi bertingkat tinggi, sewa, serta kawasan industri seiring dengan membaiknya iklim ekonomi di Indonesia.

"Manajemen menganggap kondisi sekarang saatnya untuk berinvestasi berdasarkan proyeksi ekonomi mendatang lebih baik," kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono di Jakarta, Senin.

Intiland, menurut dia, untuk sektor hunian perkotaan akan segera meluncurkan dua proyek baru yakni Graha Natura di Surabaya dan Serenia Hills di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Selain itu, perseroan juga telah meluncurkan gugus-gugus baru di proyek-proyek yang sudah berjalan, seperti Talaga Bestari di Kabupaten Tangerang, dan Graha Famili di Kota Surabaya.

Sementara unit-unit rumah di proyek Pinang Residences yang berlokasi di Jakarta Selatan, kini sudah habis terjual.

Kemudian untuk sektor kombinasi bertingkat, Intiland menyiapkan tujuh proyek baru yang tersebar di sejumlah lokasi.

Ketujuh proyek tersebut empat diantaranya berada di Surabaya yakni Spazio, apartemen Sumatra 36, National Hospital dan Praxis.

Proyek lainnya yakni Westone City, di Jakarta Barat, proyek TB Simatupang di Jakarta Selatan dan sebuah proyek hunian plus komersial di dekat bandara internasional Sukarno-Hatta.

"Di segmen kawasan industri, kami masih fokus pada pengembangan Ngoro Industrial Park 2 seluas 240 hektar. Sejak awal tahun ini, pembangunan Ngoro 2 sangat pesat, beberapa investor asing sudah masuk dan mendirikan pabriknya di sana," tuturnya lebih lanjut.

Kemajuan pesat lainnya terjadi pada sektor sewa (hospitality) melalui pengembangan jaringan Whiz Hotel, bahkan November dan Desember 2011, perseroan akan membuka dua hotel baru yakni Whiz Hotel Semarang dan Grand Whiz Hotel Kuta, Bali.

Pengembangan Whiz Hotel lainnya adalah tahapan pembangunan konstruksi Whiz Hotel Balikpapan serta diperolehnya lokasi baru untuk pembangunan hotel di Bogor, Makasar, Pekanbaru, Manado, Surabaya, dan Samarinda.

Archied optimistik penambahan proyek-proyek baru skala besar mampu menopang pertumbuhan kinerja Intiland secara berkelanjutan.

Manajemen Intiland berusaha menggenjot pertumbuhan usaha, baik secara organik maupun non-organik, seperti akuisisi atau lewat kerjasama strategis.

"Kami selalu membuka pintu seluas-luasnya untuk melakukan kerjasama strategis dengan investor atau pemilik lahan untuk bisa sukses bersama-sama. Beberapa proyek baru skala besar saat ini juga

berhasil kami kembangkan dengan konsep kerjasama strategis, termasuk untuk pengembangan jaringan Whiz Hotel," kata Archied.


Kinerja Triwulan III

Intiland sampai triwulan III 2011 membukukan laba bersih sebesar Rp105,31 miliar, menurun dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar Rp293,06 miliar. Hal ini dikarenakan adanya divestasi aset non-inti sebesar Rp136,67 miliar pada tahun 2010.

Archied memaparkan secara operasional kinerja Intiland masih sesuai jalur. Perseroan memang menunda peluncuran sejumlah proyek baru karena menunggu momentum terbaik.

Penjualan dari sektor perumahan dan apartemen masih menjadi kontributor pendapatan terbesar yakni mencapai Rp543,01 miliar atau 85,9 persen.

Kontributor terbesar berikutnya masing-masing berasal dari sektor perkantoran sewa sebesar Rp56,52 miliar (8,9%), Hotel Rp6,12 miliar (1%), dan pendapatan lain-lain Rp26,51 miliar (4,2%).

Dari sektor kondominium, pendapatan perseroan meningkat sebesar Rp154 miliar, disebabkan adanya pengakuan penjualan unit apartemen 1Park Residences. Pengakuan penjualan tersebut seiring progres penyelesaian pembangunan sudah mencapai 64% per September 2011.

Intiland juga berhasil meningkatkan kontribusi pendapatan dari sektor persewaan perkantoran sebesar 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan ini sehubungan dengan kenaikan tingkat hunian di Intiland Tower Jakarta yang sudah mencapai 94%, Intiland Tower Surabaya (82%), dan Wisma Sarinah Jakarta (81%).

Dalam kurun waktu sembilan bulan pertama 2011, Intiland berhasil meningkatkan nilai asetnya dari Rp4,46 triliun di triwulan III 2010 menjadi Rp5,35 triliun di periode yang sama tahun ini.

Meningkatnya nilai aset terutama disebabkan adanya peningkatan uang muka untuk pembelian lahan di sejumlah proyek baru di Jakarta dan Surabaya.

"Kami cukup berhasil menjaga kondisi neraca yang sehat dalam sembilan bulan pertama 2011. Ini bisa terlihat dari rasio hutang terhadap ekuitas hanya sebesar 27 persen," kata Archied.

Intiland merekrut lebih dari 230 orang karyawan baru sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2011.

Penambahan jumlah karyawan ini untuk memenuhi kebutuhan pengembangan proyek-proyek baru di empat segmen produk yang menjadi bisnis inti perusahaan.

Archied menuturkan penjualan dari sektor perumahan dan hunian masih didominasi dari hasil penjualan Talaga Bestari, Tangerang, apartemen Park Residences, dan Pinang Residences di Jakarta Selatan, serta perumahan Graha Famili di Surabaya. (G001/B013)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011