New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia terus melemah pada Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), sejalan dengan penguatan dolar dan kemerosotan pasar saham karena berkurangnya antusiasme investor atas kesepakatan utang zona euro minggu lalu.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember, ditutup pada 93,19 dolar AS per barel, turun 13 sen dari tingkat penutupan Jumat.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember turun 35 sen menjadi menetap pada 109,56 dolar AS per barel.

Pasar minyak telah "rally" pada pekan lalu setelah kesepakatan penanganan krisis utang negara zona euro membantu mengurangi berlanjutnya kekhawatiran masalah di Eropa dapat memicu resesi global yang baru, lapor AFP.

Namun, harga ditutup lebih rendah pada Jumat dan kerugian diperpanjang pada Senin karena dealer tumbuh skeptis bahwa kesepakatan utang akan sepenuhnya menyelesaikan krisis zona euro yang telah lama berjalan.

Sementara pasar saham Eropa jatuh pada Senin, dipimpin oleh penurunan bank-bank karena investor cemas tentang kemungkinan kerugian mereka sebagai akibat dari rencana krisis zona euro.

"Persepsi risiko yang lebih tinggi terhadap latar belakang dari pasar ekuitas yang lebih lemah dan kekuatan dolar AS menempatkan tekanan pada harga minyak," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Mata uang tunggal Eropa merosot ke 1,3927 dolar pada hari Senin, membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan euro dan pada gilirannya mengurangi permintaan minyak.

Pedagang melihat ke depan untuk pertemuan Prancis-Jerman pada Selasa, di mana politisi dari kedua belah pihak diharapkan untuk membahas lebih lanjut rencana penyelamatan utang yang disepakati pekan lalu, kata para dealer.

"Pertemuan ini bisa menjadi isu utama," kata analis komoditas Phillip Futures, Ker Chung Yang, menambahkan bahwa pedagang juga mengincar pertemuan Federal Reserve AS dan laporan pekerjaan AS yang kedunya akan keluar minggu ini.

Di tempat lain pada Senin, Menteri Perminyakan Kuwait Mohammad al-Baseeri mengatakan, permintaan minyak mentah dunia diperkirakan akan tetap tinggi, dan akan menempatkan tekanan pada pasokan global - bahkan setelah Libya kembali ke tingkat produksi sebelum kerusuhan.

"Libya kembali (untuk berproduksi penuh) masih sangat lambat dan diperkirakan akan memakan waktu untuk mencapai produksi pra-krisis," kata Baseeri kepada wartawan di sela-sela Forum Keuangan Kuwait.

Baseeri mengatakan bahwa berdasarkan perkiraan OPEC, permintaan pasar dunia diperkirakan tumbuh antara 1,0 dan 1,5 juta barel per hari "untuk sisa tahun ini dan awal tahun depan." (A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011