Jakarta (ANTARA News) - Bursa Indonesia pada perdagangan Selasa diprediksi akan melanjutkan penurunannya seiring kejatuhan tajam Indeks Dow Jones sebesar 276,10 poin pada perdagangan Senin (31/10).

Hal itu diungkapkan Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang di Jakarta, Selasa.

Menurut Edwin, pergerakan indeks yang cenderung bergerak melemah ini juga melihat pada data inflasi Oktober yang diperkirakan akan mengalami deflasi dan data ekspor September.

"Kedua data ini cukup penting sebagai indikator perlambatan ekonomi global," terangnya.

Namun, lanjutnya, jika kedua data ekonomi tersebut lebih bagus dibandingkan proyeksi awal, maka bukan mustahil terjadi pembalikan arah atas indeks harga saham gabungan.

"Indeks pada awal perdagangan bulan November ini akan bergerak pada kisaran `support-resistance` di level 3.775 - 3.866," ungkapnya.

Sementara itu, Senior Reseach HD Capital Yuganur Widjanarko mengatakan IHSG diprediksi akan mengalami tekanan jual akibat melemahnya bursa regional dan pertumbuhan ekonomi global yang melambat salah satu contoh PDB "year on year" China yang lebih rendah dari konsensus.

"Bila itu terjadi bisa digunakan sebagai kesempatan untuk `buy on weakness`," tukasnya.

Dalam perdagangan Selasa, Yuganur merekomendasikan beli (Buy) untuk saham-saham antara lain PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). (IAZ)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011