Bishkek (ANTARA News) - Presiden baru Kirghizstan pada Selasa mengatakan Amerika Serikat harus meninggalkan pangkalan udaranya di republik Asia Tengah itu apabila masa penyewaannya berakhir 2014, tahun yang sama pasukan tempur NATO meninggalkan Afghanistan.

Almazbek Atambayev, perdana menteri yang pro-Rusia yang mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden, Ahad, mengatakan Kirghizstan akan menghormati perjanjian sekarang tetapi ia tidak berniat memperpanjang penyewaan pangkalan itu.

"Ketika saya diangkat menjadi perdana menteri tahun lalu, dan kembali tahun ini, saya memperingatkan para karyawan dan pemimpin-pemimpin kedubes Amerika Serikat dan utusan-utusan yang berkunjung bahwa pada tahun 2014 dan sejalan dengan kewajiban kami, Amerika Serikat harus meninggalkan pangkalan itu," katanya.

Militer AS menggunakan pusat transit Manas sebagai rute pasokan bagi perang di Afghanistan. Pangkalan itu terletak dekat bandara utama Kirghiztan, juga bernama Manas, persis dekat ibu kota Bishkek.

Kirghizstan, bekas republik Sovyet berpenduduk 5.5 juta jiwa juga menampung satu pangkalan udara militer Rusia. Washington dan Moskow sama-sama khawatir atas kemungkinan aksi kelomok garis keras Islam menyebar ketika pasukan NATO dan AS ditarik dari Afghanistan.

Seluruh pasukan tempur yang berada di bawah komando NATO menurut rencana akan ditarik dari Afghanistan pada akhir tahun 2014, dan biaya yang meningkat dan keletihan publik atas perang itu membuat sedikit peluang pasukan asing untuk berperang di sana dalam jumlah besar sesudah tanggal itu.

Penutupan pangkalan AS itu tentu menggembirakan Kremlin, yang menganggap negara bekas Sovyet itu sebagai lingkup pengaruhnya.

Mantan Presiden Kirghizstan Kurmanbek Bakiyev, yang digulingkan dalam revolusi April 2010, berjanji akan menutup pangkalan itu setelah menerima paket bantuan keuangan dari Moskow tahun 2009. Ia mengubah keputusan ini setelah mendapat jaminan harga sewa yang lebih tinggi di AS.

Atambayev, yang kemenangannya ditentang para kandidat yang mengeluhkan adanya kecurangan dalam pemilihan, mengemukakan kepada wartawan bahwa ia tidak yakin pangkalan AS akan membantu keamanan negaranya.

"Kami tahu bahwa AS sangat sering ikut serta dalam berbagai konflik militer. Itu terjadi di Irak, Afghanistan dan kini ada situasi yang tegang dengan Iran," katanya. "Saya tidak akan ingin negara-negara ini pada satu saat melakukan serangan balasan ke pangkalan itu. Satu bandara sipil harus tetap menjadi pangkalan sipil."

Atambayev mengusulkan agar bandara Manas dapat menjadi pangkalan internasional bagi maskapai-maskapai penerbangan sipil.

"Kami siap mewujudkan satu pusat transit itu bersama dengan Rusia, AS dan negara-negara lain yang berminat," katanya dikutip AFP.

(SYS/H-RN/M016)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011