Damaskus (ANTARA News) - Suriah dan Liga Arab telah menyepakati peta jalan untuk mengakhiri kekerasan, dan pengumuman resmi direncanakan dikeluarkan pada Rabu di markas besar Liga Arab di Kairo, kata televisi negara Suriah.

"Suriah dan Liga Arab telah menyepakati naskah akhir yang mengkhawatirkan situasi di Suriah dan pengumuman resmi akan dilakukan di markas besar Liba Arab besok," kata laporan itu, Selasa, lapor AFP.

Pengumuman yang disiarkan di televisi negara Suriah dan diangkat oleh kantor berita resmi SANA itu dibuat saat para pejabat Liga Arab mengatakan mereka mengharapkan Damaskus akan memberikan jawabannya pada rencana untuk mengakhiri kekerasan itu pada Selasa.

Pada Ahad, satu gugus tugas Arab yang dipimpin oleh Qatar telah menemui Menlu Suriah Walid Muallem dan mengajukan usulan yang meminta pada Presiden Bashar al-Assad untuk menarik tank-tank dari jalanan dan memulai pembicaraan dengan para penentangnya.

Suriah sedianya akan memberikan jawabannya pada rencana itu Senin, tapi Muallem minta beberapa perubahan dan jawaban diperkirakan akan diberikan pada Selasa malam.

Seorang diplomat Liga Arab mengatakan pada AFP di Kairo "telah ada persetujuan mengenai beberapa perubahan kecil, tapi delegasi Arab minta jawaban akhir pada Selasa terhadap usulan Arab itu".

Dan wakil Suriah di Liga Arab Yusuf Ahmed mengatakan pada AFP, pemerintahnya akan menanggapi rencana itu pada Selasa dan menambahkan: "Kami akan menanggapi dengan positif usulan terakhir itu, yang dirancang (pada pertemuan, Ahad) di Qatar".

Belakangan ini, Presiden Bashar al-Assad telah mendapat tekanan internasional yang meningkat dan desakan Arab untuk mengakhiri kekerasan dan melaksanakan pembaruan politik skala-luas guna memenuhi aspirasi demonstran yang berdemonstrasi hampir setiap hari sejak pertengahan Mei.

Menurut PBB, kekerasan di Suriah yang sudah berlangsung tujuh bulan telah menewaskan 3.000 lebih orang, sebagian besar warga sipil yang tewas dalam tindakan keras pasukan pemerintah terhadap para pembangkang.

Pada pekan lalu para aktivis telah minta masyarakat internasional untuk menerapkan zona larangan terbang seperti di Libya di Suriah.

Menlu Rusia Sergei Lavrov dalam kunjungan ke UAE, bagaimanapun, menegaskan kembali penentangan Moskow terhadap intervensi militer gaya Libya di Suriah. Negara itu bersama China telah memveto resolusi PBB rancangan Barat yang mengancamkan sanksi jika Suriah meneruskan tindakan kerasnya terhadap pemrotes.

Seorang pemimpin Arab mengatakan tidak ada pihak di Arab yang ingin menginternasionalkan masalah Suriah.

"Kami telah mengadakan pertemuan yang baik di Doha dan kami menemukan beberapa kelompok yang sama dengan teman-teman Suriah kami. Saya mengharapkan ini akan dikonfirmasi di Kairo," kata Menlu Aljazair Murad Medelci.

Para menlu Arab akan mengadakan pertemuan penting di Kairo untuk membicarakan kekerasan itu, setelah pembicaraan di Doha dengan Menlu Suriah Walid Muallem, Ahad. (S008/C003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011