Jakarta (ANTARA News) - Mulai Jumat depan (24/2) program pemantauan atau surveillance virus flu burung (avian influenza/ AI) dari rumah ke rumah akan dimulai secara serentak di kawasan Jakarta serta provinsi lain yang terjangkit virus tersebut. Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Sabtu menyatakan, pemantauan terhadap unggas atau binatang lain yang diduga bisa menjadi penyebar virus tersebut selama ini sebenarnya sudah dilaksanakan namun masih secara terbatas. "Jumat depan kita akan serentak melakukannya pemeriksaan unggas di seluruh Jakarta serta enam provinsi lain yang selama ini juga terjangkit AI," katanya di sela deteksi dini AI di Kelurahan Cipete Selatan Jakarta Selatan. Mentan mengakui, pemeriksaan terhadap unggas yang diduga terkena virus AI selama ini hanya dilakukan setelah terjadinya kasus kematian, oleh karena itu pemerintah akan lebih proaktif melakukan surveillance tanpa harus menunggu adanya kasus. Sementara itu menurut data dari Departemen Pertanian diperkirakan kematian unggas di seluruh Indonesia akibat wabah flu burung pada 2006 sebanyak 100 ribu ekor, yang mana sebagian besar menimpa burung puyuh. Menurut Mentan, jumlah kematian unggas pada tahun ini sangat menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya yang mana pada periode Januari-Pebruari 2004 mencapai 4,8 juta ekor sementara untuk Januari-Juli 2005 tercatat 8 ribu ekor dan selama Mei-Desember 2005 sebanyak 3 ribu ekor. Anton mengakui, meskipun dari sektor perunggasan jumlah kematian akibat wabah flu burung di Indonesia mengalami penurunan namun korban pada manusia justru meningkat. Oleh karena itu pihaknya meminta masyarakat untuk tidak lengah dan tetap meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga lingkungan sekitarnya. Sementara itu mengenai daerah yang tertular virus AI pada tahun ini, Mentan menyatakan, sudah mencapai 161 kabupaten/kota di 26 provinsi di Indonesia. Menurut dia, Deptan bersama departemen terkait dengan pengendalian AI akan terus mengupayakan dengan melakukan kombinasi antara pembersihan, pemberian vaksinasi dan pemusnahan total (stamping out) terhadap unggas yang telah terjangkit. Menyinggung dana kompensasi ganti rugi pada peternak unggas, Deptan sudah menganggarkan sebesar Rp30 miliar untuk tahun ini yang mana rencananya tiap ekor ayam atau unggas lainnya dihargai Rp10.000 sementara untuk burung puyuh hanya sebesar Rp2.500 per ekor. Sementara itu hasil pemeriksaan yang dilakukan Balai Kesehatan Hewan dan Ikan DKI Jakarta, terhadap unggas yang ada di keluarahan Cipete Selatan dari 44 ekor hewan terdapat satu ekor burung perkutut yang diduga positif dan langsung dimusnahkan saat itu juga. Budi Santosa tenaga teknisi yang melakukan pemeriksaan terhadap unggas mengatakan, saat ini baru dilakukan pemeriksaan flu secara umum, belum mengarah pada H5N1 sehingga dan untuk mengatahui apakah binatang-binatang tersebut terjangkit AI hasilnya baru akan diketahui dalam tiga hingga empat hari lagi. "Terhadap binatang yang positif terkena flu akan dilakukan pemeriksaan PCR (polymer chain reaction) untuk mengetahui apakah itu termasuk AI atau flu biasa," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006