Jakarta (ANTARA News) - Pembunuh mayat wanita yang disimpan dalam kardus dan tas koper, Rahmat Awifi terinspirasi permainan pada dunia maya (internet) dan film dewasa yang bersifat pornografi.

"Pelaku sudah kecanduan video game dan film porno melalui dunia maya," kata Kepala Bagian Psikolog Biro Sumber Daya Manusia Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Arif Nurcahyo di Jakarta, Rabu.

Nurcahyo mengatakan Rahmat memiliki perilaku yang berpotensi kasar dan hasrat seksual tinggi dampak dari kecanduan film dewasa.

Perwira menengah kepolisian itu, menjelaskan pelaku mencoba mempraktikan tindakan kasar dan berhubungan intim pada kehidupan nyatanya.

Rahmat juga tidak menyiapkan mental untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan usai berhubungan intim dengan korban.

"Saat korban minta tanggung jawab karena hamil, pelaku tidak berpikir panjang dan bertindak kasar hingga membunuh korban," ujar Nurcahyo.

Nurcahyo mengungkapkan Rahmat tidak mendapatkan norma sosial dari lingkungan keluarga, karena kedua orangtuanya cerai.

Namun, penyidik tidak menemukan adanya gangguan kejiwaan yang dialami Rahmat, meski telah melakukan pembunuhan secara sadis terhadap ibu dan anak perempuan yang berusia delapan tahun.

"Pelaku bisa berkomunikasi dengan baik dan sadar apa yang dilakukan," ujar Nurcahyo.

Sebelumnya, Rahmat Awifi (26) dan Kris diduga terlibat pembunuhan terhadap dua jasad wanita yang disimpan dalam kardus televisi dan koper.

Rahmat membunuh Ertati (36) yang jasadnya ditemukan di dalam kardus televisi di daerah Koja, Jakarta Utara, sedangkan Erianti Santi (8) disimpan dalam koper ditemukan di kawasan Cakung, Jakarta Timur.

Rahmat sempat berhubungan badan dengan kedua korban, sebelummnya dibunuh tersangka, kemudian jasadnya dibuang pada dua tempat berbeda.

Pelaku membunuh kedua korban tersebut, karena panik setelah korban minta pertanggungjawaban karena hamil dua bulan.
(T.T014/R021)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011