Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat Indonesia wilayah bagian barat diminta waspada akan adanya Super Cloud Cluster di Samudera Hindia yang bergerak ke arah timur memasuki wilayah Indonesia dan akan menghasilkan hujan deras pada sore dan malam hari selama beberapa hari.

"Super Cloud Cluster (SCC) yang bergerak memasuki wilayah barat kita ini akan mengakibatkan terjadinya aktivitas konveksi harian yang kuat. Hingga lima hari ke depan perlu diwaspadai adanya curah hujan tinggi, termasuk Jakarta," kata Kepala Unit Pelayanan Teknis Hujan Buatan BPPT Syamsul Bahri kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

Dikatakan Syamsul, memasuki bulan November 2011 memang terjadi peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia dan intensitasnya akan terus meningkat selama tiga bulan ke depan seiring menguatnya monsoon Asia masuk ke wilayah Indonesia hingga mencapai puncaknya pada Januari.

Sebelumnya, ujar dia, hingga pertengahan Oktober 2011 suhu permukaan laut di katulistiwa Samudera Pasifik menunjukkan masih berlangsungnya La Nina lemah yang berarti curah hujan di bawah normal.

Sedangkan di Samudera Hindia menunjukkan adanya indikasi IOD positif yang berasosiasi pada berkurangnya hujan di wilayah nusantara, dimana ENSO dan IOD ini diperkirakan masih bertahan hingga tiga bulan ke depan.

Namun menurut ilmuwan cuaca BPPT Dr Fadly Syamsuddin, selain faktor monsoon, El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD), masih ada beberapa faktor lainnya yang berpengaruh pada curah hujan di Indonesia yakni Madden?Julian Oscillation (MJO), Mixed Rossly Gravity Wave, pengaruh lokal dan "Cold Surge".

"Faktor cold surge atau angin Siberia ini sulit diterka kedatangannya. Kalau sampai cold surge ini datang bersamaan dengan hadirnya lima faktor lainnya akan sangat membahayakan dan bisa menimbulkan banjir parah seperti pada Februari 2007," katanya.

Soal banjir besar di Thailand beberapa pekan terakhir yang menewaskan lebih dari 400 orang menurut dia, selain terkait cuaca, juga karena faktor infrastruktur Thailand yang tidak siap.

"Memang curah hujan di Thailand beberapa minggu terakhir 120-140 persen di atas normal, tapi kasusnya lebih kepada infrastruktur yang tak siap seperti manajemen sungai yang buruk, bangunan yang tidak standar mengantisipasi aliran air, air yang lambat masuk ke laut karena area yang landai cukup luas, serta adanya gelombang pasang. Jakarta masih lebih bagus," katanya.

Sementara itu, peneliti BPPT lainnya, Dr Iwan Teja Kusuma menyatakan, BPPT telah mengembangkan sistem peringatan dini longsor yang telah dipasang di Jawa Barat dan Sumatera Barat.

(D009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011