Ngamprah (ANTARA News) - Perbedaan perayaan Idul Adha 1432 Hijriah yang jatuh 6 November 2011 kemungkinannya sangat kecil sekali. Pasalnya, untuk perayaan Idul Adha pengamatan hilal dilakukan jauh-jauh hari.

Demikian disampaikan Direktur Observatorium Bosscha Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Hakim L Malasan.

"Karena pengamatannya kita lakukan pada awal bulan sedangkan pelaksanaannya pada 10 Dzulhijjah bulan qomariah, maka segala sesuatunya sudah didiskusikan dengan leluasa. Termasuk untuk pengamatan hilalnya pun sudah dilakukan sejak 26 Oktober 2011 lalu," ujarnya.

Disampaikannya, pada pengamatan hilal yang dilakukan observatorium Bosscha tidak bisa menemukan hilal akibat cuaca yang tidak mendukung. Namun, Ruyatul Hilal Indonesia di Yogyakarta mengklaim telah melihat hilal. Oleh karenanya, pada perayaan Idul Adha tahun ini akan kembali dirayakan secara serempak oleh umat Islam Indonesia.

"Terlebih hingga saat ini diantara kedua ormas Islam terbesar seperti NU dan Muhammadiyah belum terdengar ada perbedaaan sama sekali mengenai perayaan Idul Adha," paparnya.

Dalam sejarah perayaan Idul Adha, sambungnya, baru satu kali dirayakan secara berbeda yakni pada Idul Adha 1431 Hijriah dimana pemerintah menetapkan Rabu (17/11/10), tetapi warga Muhammadiyah merayakannya berbeda, yakni Selasa (16/11). Kalaupun ada perbedaan pada tahun ini, Kementerian Agama akan membahasnya.

Seperti diketahui, Ketua Bidang Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Umar Syihab mengatakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memastikan perayaan Hari Raya Idul Adha jatuh pada 6 November 2011. Hal tersebut berdasarkan pelaksanaan sidang yang melibatkan tim gabungan dari ormas-ormas Islam serta ahli astronomi.

"Kementerian Agama telah melakukan sidang Itsbat dan ditetapkan jatuhnya 10 Dzulhijjah itu bertepatan pada hari Ahad atau 6 November 2011," katanya.
(ANT)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011