Klaten (ANTARA News) - Aliran lahar dingin sisa letusan Gunung Merapi tampak terbawa arus di Sungai Woro di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis sekitar pukul 16.00 WIB, dengan intensitas besar dan membawa material bebatuan.

Hal itu terpantau oleh relawan dan warga yang tergabung dalam Paguyuban Sabuk Gunung (Pasag) Merapi yang bermarkas di Kecamatan Kemalang, Klaten.

"Sejak hujan mengguyur Merapi dalam sepekan terakhir, baru kali ini aliran banjir lahar dingin terjadi di Sungai Woro. Berdasar pantauan kami, intensitas banjir kali ini cukup besar karena mampu membawa bebatuan dengan diameter sekitar dua meter," kata Penasehat Pasag Merapi Sukiman di Klaten.

Menurut rekaman data yang didapat dari hasil pantauan Pasag Merapi, sejak pukul 12.00 WIB sudah terjadi hujan di puncak dan lereng Merapi wilayah Klaten, namun aliran banjir lahar dingin baru terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.

"Aliran paling besar sepanjang sore tadi terjadi dua kali, yakni pukul 17.05 dan 17.17 WIB. Aliran baru menyusut sekitar pukul 18.30 WIB," tambah Sukiman.

Menurutnya, aliran banjir lahar dingin yang terjadi pertama kali pada musim hujan kali ini di Sungai Woro tergolong besar jika dibanding musim hujan sebelumnya.

"Berdasar pantauan kami, banjir pertama ini tergolong besar karena baru permulaan saja sudah demikian hebat. Jadi, kami mempediksi jika selanjutnya terjadi hujan yang lebih besar, alirannya bisa lebih besar dari yang terjadi hari ini," ujarnya.

Berhubung banjir lahar dingin sudah terjadi di Sungai Woro, kata Sukiman, warga pihaknya akan melakukan ronda mulai malam ini untuk terus memantau aliran sungai, terlebih jika kembali terjadi hujan.

Dalam waktu dua hari kedepan, kata dia, pihaknya akan melakukan komunikasi dengan warga untuk membentuk jadwal ronda bergiliran yang akan dilakukan saat hujan mengguyur wilayah Merapi.

"Dalam antisipasi bahaya banjir lahar dingin meluap ke permukiman, warga setempat akan diberdayakan untuk melakukan pemantauan sekaligus mitigasi bencana untuk menghindari jatuhnya korban jiwa," katanya.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011