Tomohon (ANTARA News) - Asap putih tebal masih terus keluar dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon, di Provinsi Sulawesi Utara.

"Asap putih seperti ini menandakan ada kontak langsung antara air dengan suhu tinggi yang ada di dalam kawah," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid Ruskanda Bina di Tomohon, Minggu.

Dia mengatakan, curah hujan yang cukup tinggi menjadi sumber tebalnya asap kawah yang dikeluarkan setiap hari. Air hujan kemudian menyusuri permukaan lereng dan akhirnya masuk ke kawah.

"Beberapa hari belakangan ini curah hujan memang cukup tinggi. Air hujan banyak yang masuk ke kawah dan bersentuhan langsung dengan suhu tinggi. Asap yang keluar selain mengandung uap air juga sering disertai gas belerang," katanya.

Meskipun asap tebal terus-menerus keluar, namun menurut Farid, hal tersebut tak perlu dikhawatirkan. Gempa vulkanik yang frekwensinya cukup banyak, secara perlahan berangsur berkurang.

Di periode enam jam hari ini kata Farid, hanya terekam satu kali gempa vulkanik dangkal.

"Frekwensinya memang terus menurun dibanding beberapa waktu lalu sampai seratusan. Meskipun menurun, namun harus tetap diwaspadai warga," katanya.

Karena itu, kata Farid, selama sepekan ini aktivitas kegempaan Gunung Lokon akan dievaluasi. Karena menurut dia, satu atau dua hari aktivitas kegempaan belum bisa dijadikan patokan melakukan evaluasi.

"Kami hanya bisa memastikan bahwa sekarang ini status Gunung Lokon sebagaimana direkomendasikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi adalah siaga level III. Radius bahaya masih 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon," katanya.

Tremor yang terekam menurut dia, juga terus mengalami penurunan dibanding sehari sebelumnya yang mencapai sembilan milimeter.

"Untuk sekarang ini tremor yang terekam hanya 0,5 milimeter sampai dua milimeter. Tremor dominan rata-rata 1,5 milimeter," katanya.

Gunung Lokon di Sulawesi Utara kembali meletus Rabu (26/10) sekitar pukul 17.19 WITA setelah terjadi rentetan peningkatan kegempaan vulkanik sejak Selasa (25/10). Material debu yang dimuntahkan diperkirakan setinggi 1.200 meter dari bibir kawah Tompaluan, Gunung Lokon.

Letusan besar Gunung Lokon terjadi 14 Juli 2011 dan 17 Juli 2011. Tanggal 17 Agustus 2011 dan 24 Agustus 2011 juga terjadi letusan susulan. Pascaletusan tersebut, gempa vulkanik terus bergerak fluktuatif dan kadang disertai dengan letusan-letusan kecil.
(ANT -305/A034)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011