pesantren hadir jauh ratusan tahun lalu
Jakarta (ANTARA) - Syiar bulan Ramadhan, sebagai "Syahrul Barakah" atau "Bulan Keberkahan", karena Allah SWT membuka pintu keberkahan seluas-luasnya bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa, adalah tidak henti-hentinya diwarnai dengan kegiatan yang berisikan dan bertujuan untuk menimba ilmu.

Kondisi letih dan lesu, tak mengubah aktivitas yang menunjang dimensi ibadah mahdoh dalam menjalankan shaum Ramadhan ini.

Salah satunya, adalah kegiatan rutin berupa Pesantren Kilat (Sanlat) Ramadhan, yang pada 1443 Hijriah/2022 Masehi kembali digelar kolaboratif oleh para pihak, yakni Forum Wartawan Jabodetabek, Yayasan At-Tawassuth dan Pondok Pesantren Ciomas, Kabupaten Bogor.

Penyelenggaraan pada 2022 ini dipusatkan di Gedung DPRD Kota Bogor, Jalan Pemuda No 25, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, Jawa Barat.

"Kami senang gedung dewan sebagai rumah rakyat bisa dipakai untuk kegiatan masyarakat, seperti Sanlat Ramadhan ini, yang pesertanya generasi muda santri, pelajar dan mahasiswa sebagai penerus estafet kepemimpinan bangsa di masa depan," kata Ketua DPRD Kota Bogor Dr (Cand) Atang Trisnanto, M.Si.

Sanlat Ramadhan sendiri digagas setiap tahun secara teratur sejak 2012 dengan tema berbeda-beda. Kegiatan kali ini merupakan tahun ke-11.

Awalnya, pada 2012 sanlat digelar pertama kali di Wisma YPI Ciawi, Kabupaten Bogor, dengan menghadirkan Meneg BUMN Dahlan Iskan, yang mengurai tema pendidikan jurnalistik, yang diikuti 500 orang peserta dari berbagai pesantren, sekolah dan perguruan tinggi di Jabodetabek.

Pada 2013, sanlat mengusung tema "Pengembangan Kewirausahaan Muda sebagai Visi Pembangunan Bangsa", diselenggarakan di Gedung SEAMEO BIOTROP, Tajur, Kota Bogor, dan menghadirkan kepala BNP2TKI, Muh Jumhur Hidayat.

Lalu, di 2016 diselenggarakan di Wisma PPON Kemenpora, Cibubur, Jakarta, yang dihadiri Menpora Imam Nahrawi dan Wakil Ketua Umum PBNU 2010-2015, KH A'sad Said Ali.

Kolaborasi dengan Kemenpora berlanjut pada Ramadhan 2017, dengan mengangkat tema kepemimpinan pemuda, dan dihadiri 150 orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia.

Kegiatan sanlat terakhir pada Ramadhan 1442 H April 2021, di Pondok Pesantren Al-Fatah, Ciomas, Kabupaten Bogor, mengangkat tema "Mendorong Kesadaran Santri Dalam Menerapkan Protokol Kesehatan di Lingkungan Pesantren", dihadiri Ketua Presidium organisasi sosial kemanusiaan untuk korban perang, konflik dan bencana alam yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia dr Sarbini Abdul Murad dan Wali Kota Semarang secara hibrida.

Pada 2022 ini, tema yang diangkat adalah "Pendidikan Vokasi di Kalangan Santri: Mengatasi Kesenjangan Kompetensi Kerja dan Usaha Mandiri antara Santri dengan Lulusan Pendidikan Nonpesantren Pascapandemi COVID-19"
Peserta kegiatan Sanlat Ramadhan 1443 H dari dhuafa dan yatim bertajuk "Pendidikan Vokasi di Kalangan Santri: Mengatasi Kesenjangan Kompetensi Kerja dan Usaha Mandiri antara Santri dengan Lulusan Pendidikan Nonpesantren Pascapandemi COVID-19", Sabtu (16/4/2022) usai diberikan santunan dan bingkisan dari mitra kerja sama di DPRD Kota Bogor, Jawa Barat. FOTO ANTARA/Dimas Rahadian Pradito



Ragam tematik

Sanlat Ramadhan Pendidikan Vokasi di Kalangan Santri pada 2022 yang didukung sejumlah mitra yakni BPJAMSOSTEK, Kementerian Ketenagakerjaan, DPRD Kota Bogor, Pemerintah Kabupaten Bogor, Taman Safari Indonesia (TSI) Indofood, dan Alfamart.

Kemudian, PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, Tata Jabar, Batamindo Investment Cakrawala, Yayasan Kesejahteraan Karyawan dan Pensiunan ANTARA (YKKPA) dan PDAM Tirta Kahuripan.

Dibuka oleh Staf Khusus Menaker, Caswiono Rusydi Cakrawangsa, mewakili Menaker Ida Fauziyah, yang didampingi Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Muhammad Ali, sanlat menghadirkan sejumlah narasumber.

Materi pertama, soal kebijakan strategis Kemenaker dalam mendorong pendidikan vokasi di lingkungan pesantren oleh Stafsus Menaker, Caswiyono Rusydie Cakrawangsa dan Direktur Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Kemenaker, Muhammad Ali.

Materi kedua, Strategi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dalam memperkuat pendidikan vokasi dan kompetensi kerja santri oleh Anggota Tim Percepatan Pembangunan Strategis Kabupaten Bogor, yang juga Stafsus Bupati Bogor Dr (Cand) Saepudin "Gus Udin" Muhtar.

Materi ketiga, yaitu upaya DPRD Kota Bogor dalam mendorong pemerataan akses kerja bagi tamatan pendidikan pesantren dan nonpesantren oleh Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto.

Keempat, materi mengenai jaminan sosial dan perlindungan masa depan pendidikan anak peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenagakerja (BPJAMSOSTEK) oleh perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bogor, Muhammad Taufiq.

Materi terakhir, panel pakar pendidikan dan pengelola sekolah kejuruan, yakni "Berbagi Pengalaman Mengelola Vokasi SMK dengan Program Tahfizh" oleh pakar pendidikan IPB dan Pendiri SMK Wikrama Grup, Ir Hj Itasia Dina Sulvianti, M.Si dan pengasuh Ponpes Kewirausahaan Al-Khairiyah dan Pemenang Kompetisi Nasional Inovasi Sepeda Air, Kiai Zainullah, S.Pd.I.

Baca juga: Pesantren kilat Aceh Ramadhan Festival kenalkan Wisata Islami
Baca juga: Aisyiyah dan IMM Malaysia gelar pesantren kilat di kampus IIUM

Pertahankan tradisi baik

Staf Khusus Menaker, Caswiono Rusydi Cakrawangsa menekankan bahwa meski dunia saat ini maju dengan teknologi digital, namun para santri diharapkan dapat tetap mempertahankan tradisi-tradisi lama yang baik.

"Dan pada saat bersamaan mengambil hal-hal baru yang lebih baik," katanya.

Eksistensi para santri diakuinya dapat bangkit setelah lahirnya Undang-undang Nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren pada 2019, karena sebelum lahir UU tersebut kondisinya ironis.

Penyebabnya, perlakuan negara seolah membuat santri terpinggirkan, yang tampak dari penganggaran yang lebih dominan untuk pendidikan umum.

"Ini terlihat dari pembangunan, negara lebih berpihak kepada pendidikan modern, padahal pesantren hadir jauh ratusan tahun lalu," katanya.

Sementara Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Kemenaker Muhammad Ali menggarisbawahi para santri juga perlu mengedepankan sikap kolaborasi sebagai kunci sukses dalam dunia kerja.

"Hal yang tidak kalah penting adalah kreativitas, ini berkaitan dengan kemampuan santri," katanya sambil memberi contoh kegagalan perusahaan produsen ponsel, Nokia.

Para santri bisa belajar dari kegagalan perusahaan produsen ponsel, Nokia yang dalam sekejap kalah menguasai pasar oleh produsen ponsel lainnya karena kurangnya inovasi.

"Nokia saat menguasai pasar terlena dengan kemapanan yang dimiliki, sehingga lupa melakukan kreativitas lainnya, sehingga dalam sekejap dikalahkan," katanya.

Sementara pakar pendidikan IPB, Itasia Dina Sulvianti, yang mengelola sejumlah SMK di berbagai daerah menegaskan SMK penting bagi generasi muda dalam mempersiapkan diri memasuki lapangan kerja.

Sebagai lembaga pendidikan vokasi, Perguruan Wikrama Indonesia menyiapkan generasi muda yang terampil dan berakhlak.

Dengan konsep itu, kini SMK Wikrama, yang tersebar di Kota Bogor, Kabupaten Jepara, Kabupaten Garut, Kabupaten Semarang dan Kota Banjarmasin, telah menjadi lembaga pendidikan yang menyumbang siswa-siswi unggul.

Khusus di SMK Wikrama, telah dikembangkan dengan kekhususan para peserta didiknya dengan hafidz Al Quran, sehingga pembekalan antara ilmu dunia dan akhirat menjadi konsep yang "kaffah".

Sanlat adalah salah satu ikhtiar menyemarakkan Ramadhan, dan sekaligus menjadi pembuktian bahwa bulan suci ini menjadi fakta keras berpuasa tidak mengurangi "ghirah" menuntut ilmu.

Baca juga: Wali Kota Semarang berikan motivasi santri pesantren Ramadhan

Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022