Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi di depan Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta, Minggu (19/2). Dalam siaran pers yang diterima ANTARA News, Senin, Duta Besar AS, B Lynn Pascoe mengatakan bahwa kekerasan itu adalah kejadian terencana oleh sekelompok kecil orang yang dipertunjukkan melalui televisi untuk mencoba mengganggu hubungan antara AS dan Indonesia. "Upaya yang dilakukan oleh sekelompok kecil itu untuk menyulut opini masyarakat dan Pemerintah AS sendiri tidak dapat diterima serta tidak perlu ditanggapi sebagaimana mestinya," ujarnya. Pascoe yakin bahwa usaha mereka akan gagal dan pihaknya sependapat dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan komitmennya bahwa isu karikatur Nabi Mohammad tidak perlu digunakan sebagai pemisah di antara budaya yang berbeda. Ratusan anggota Front Pembela Islam (FPI) melakukan aksi unjukrasa di depan Kedutaan Besar (Kedubes) AS di jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, pada Minggu (19/2). Mereka memprotes penggambaran Nabi Muhammad yang memegang kitab suci Al Quran di tangan kiri dan sebuah pedang di tangan kanan, di negara kantor Mahkamah Agung Amerika Serikat. Massa FPI juga meminta ukiran patung Nabi Musa yang terdapat di lantai marmer kantor Mahkamah Agung negara itu dihapus. Dalam aksi itu para pengunjuk rasa melempari gedung kedubes dengan telur busuk, batu dan marka kerucut yang menyebabkan kaca posko penjagaan berantakan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006