Perkembangan terkini, dari empat itu tinggal tersisa dua 'shipment
Beijing (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Beijing membantu penyelesaian produk-produk dari Indonesia yang diangkut 150 kapal namun ditolak saat hendak memasuki pasar China.

"GACC Decree 248 memberikan dampak signifikan atas pengiriman atau ekspor produk makanan dan olahan Indonesia ke Tiongkok," kata Atase Perdagangan KBRI Beijing Marina Anggraini Novira kepada ANTARA di Beijing, Kamis.

Peraturan nomor 248 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kepabeanan China (GACC) mempersyaratkan perusahaan makanan dan minuman asing wajib melakukan pendaftaran sarana produksi, produsen, dan sarana penyimpanan produk sebelum diekspor ke negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa itu.

Pada tanggal 9 Maret 2022, KBRI Beijing mendapatkan laporan penolakan atas 150 pengapalan produk Indonesia di 18 pelabuhan yang tersebar di China.

"Menindaklanjuti laporan tersebut, kami terus berkoordinasi dengan otoritas kompeten di Indonesia dan GACC," kata Marina.


Baca juga: Sebanyak 2.278 perusahaan RI terdaftar di China, terbanyak di ASEAN


Pada 11 Maret, KBRI Beijing mendapatkan informasi bahwa 46 pengapalan sudah bisa diterima sehingga tersisa 104 pengapalan.

KBRI Beijing kembali mendapatkan informasi adanya 64 pengapalan telah berhasil diselesaikan pada 16 Maret sehingga masih ada 40 pengapalan lagi.

Lalu pada 18 Maret ada 31 pengapalan yang lolos sehingga menyisakan sembilan pengapalan.

Sebanyak lima pengapalan dari Indonesia berhasil lolos pada 4 Maret sehingga masih ada empat pengapalan lagi yang tersisa di beberapa pelabuhan China.

"Perkembangan terkini, dari empat itu tinggal tersisa dua 'shipment'," kata Atdag.

Ia berharap persoalan pengiriman produk-produk dari Indonesia tersebut segera teratasi.


Baca juga: Presiden China tekankan pendekatan dalam promosikan pemulihan ekonomi

Terhambatnya bongkar-muat produk-produk asing yang tiba di China ditengarai disebabkan oleh panjangnya daftar antrean registrasi di GACC.

Per 14 April 2022 tercatat 67.397 perusahaan asing telah terdaftar oleh GACC, sebanyak 2.278 di antaranya berasal dari Indonesia.

Sepanjang tahun 2021 nilai ekspor Indonesia ke China mencapai 63,63 miliar dolar AS atau tumbuh 70,02 persen dibandingkan dengan pencapaian 2020.

Sementara nilai impor Indonesia dari China hanya 60,71 miliar dolar AS atau naik 47,87 persen.

Dengan demikian Indonesia mengalami surplus perdagangan senilai 2,92 miliar dolar AS pada tahun 2021 sebagaimana data GACC pada awal Februari lalu.


Baca juga: Ilmuwan China petakan cara Omicron elakkan terapi antibodi

Baca juga: Kereta kargo China-Eropa suntikkan dorongan ke dalam ekonomi dunia

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2022