Peristiwa seperti ini belum tentu akan terjadi 10 tahun sekali di Palembang. Jadi saya harus mengajak keluarga pada akhir pekan ini ke Jakabaring. Kalau ke mal kan bisa kapan saja,"
Palembang (ANTARA News) - Safri Harun (42) pagi-pagi benar sudah mencuci motor kesayangannya. Anak pertamanya Tiara Khairunnisa (10), sejak semalam sudah menagih janji untuk menonton perhelatan SEA Games di Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang.

Mereka bersiap pagi-pagi, karena bapak beranak itu memang harus menempuh perjalanan relatif jauh, dari Kali Doni menuju Jakabaring, Palembang.

"Sekitar satu jam, kita jalannya santai santai saja. Tadi kami berangkat pakai sepeda motor jam 7.00," kata Safrin, yang ditemui ANTARA saat sedang memandu Tiara menonton pertandingan lempar cakram dan lompat jauh di Stadion Atletik Jakabaring, Palembang, Sabtu.

Safrin memang pencinta olahraga. Oleh karena itu ia ingin menularkan kecintaan berolahraga pada putrinya, Tiara, dengan cara mengenalkan sedari kecil pelbagai cabang olahraga.

Ajang SEA Games ke-26, menurut Safrin, merupakan peristiwa langka yang sangat bagus untuk mengajarkan pada Tiara tentang bagaimana "gemerlap" dunia olahraga. "Semoga dengan melihat SEA Games ini, Tiara tertarik menjadi atlet, mengikuti jejak abahnya (ayahnya)," ujarnya.

Dulu, Safrin memang atlet. Ia menggeluti olahraga beladiri pencak silat. "Saya pernah aktif di padepokan silat `Perisai Diri`, tapi sekarang tidak lagi," katanya.

Safrin seangkatan dengan legenda pencak silat Indonesia, Abbas Akbar. Tetapi, Safrin Harun memilih untuk meninggalkan "dunia persilatan", sementara Abbas Akbar terus "berkarir" di pencak silat, hingga berhasil meraih lima medali emas SEA Games, tiga medali emas Kejuaraan Dunia Pencak Silat, dan berbagai penghargaan internasional lainnya.

"Saat itu saya lebih memilih untuk menjadi personel keamanan di salah satu anak perusahaan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri)," kata Safrin.

Meskipun demikian, Safrin sempat mengikuti sejumlah kejuaraan nasional (Kejurnas) pencak silat pada era 1980-an, pekan olah raga daerah, dan meraih sejumlah medali.

"Tapi medali kelas lokal mas," katanya merendah.

Pada penyelenggaraan SEA Games kali ini, Safrin sebenarnya juga ingin mengajak Tiara melihat pertandingan silat, namun karena penyelenggaraan pertandingan silat dipusatkan di Padepokan Pencak Silat Indonesia di Jakarta, Safrin urung menunaikan hajatnya.

Sebagai gantinya ia mengajak Tiara berkeliling pelbagai arena SEA Games untuk menyaksikan sejumlah cabang olahraga yang sedang tertanding.

Safri menginginkan Tiara, yang kini duduk di kelas lima sekolah dasar, bisa menjadi atlet yang mengharumkan nama bangsa. Tiara bercita-cita menjadi dokter, tapi ia sangat menyukai olahraga bulu tangkis.

"Ingin jadi pemain bulutangkis, tapi juga ingin jadi dokter. Dua-duanya deh," kata Tiara, yang mengaku tak lelah membonceng motor ayahnya dan berkeliling arena Kompleks Olahraga Jakabaring dengan berjalan kaki.

Selain Tiara, Safrin juga berencana mengajak Intan Sahari (8) putri keduanya "berwisata olahraga" di ajang SEA Games Jakabaring Palembang. Intan, katanya, juga didorong untuk cinta olahraga, apapun olahraga yang dipilihnya. Intan suka sekali berlari, karena itu Safri akan mengajaknya untuk menonton cabang lari besok (Minggu) pagi.

Safrin mengaku bekerja keras menanamkan cinta olahraga pada anaknya, karena menurutnya olahraga lah yang bisa menanamkan jiwa positif kepada anak-anaknya. "Olahraga itu mengajarkan sikap sportif dan jujur. Kalau main curang di olahraga, kan langsung kelihatan. Karena itu, mental olahragawan akan terbentuk jujur dan sportif," ujarnya.

Di samping itu, efek olahraga ke jasmani juga sangat bagus. "Berolahraga akan membuat kesehatan kita terjaga, kan?" ujarnya retoris.

Wisata "Olahraga"
Pada akhir pekan ini, Kompleks Olahraga Jakabaring (JSC) memang menjadi destinasi bagi warga Palembang untuk mengisi hari libur mereka. Selain, Safrin Harun, Rusdianto (37) juga mengajak serta anak-istrinya menonton pertandingan di sejumlah arena.

Sejumlah arena, seperti renang, atletik, menembak, sepatu roda, dan senam mempertandingkan sejumlah nomor. Arena-arena itu dipadati penonton, yang datang dari berbagai penjuru Palembang.

"Peristiwa seperti ini belum tentu akan terjadi 10 tahun sekali di Palembang. Jadi saya harus mengajak keluarga pada akhir pekan ini ke Jakabaring. Kalau ke mal kan bisa kapan saja," kata Rusdi.

Umumnya mereka sangat berbahagia kotanya terpilih menjadi penyelenggara SEA Games, meskipun mereka tak memungkiri kerapkali direpotkan oleh persiapan dan saat pelaksanaan pesta olahraga terakbar se-Asia Tenggara itu.

Jalan-jalan yang kerap ditutup, serta kemacetan yang terjadi di sejumlah kawasan, terutama yang berdekatan dengan arena pertandingan membuat tidak nyaman Rusdianto dan warga lain.

"Kami bangga Palembang menjadi tuan rumah SEA Games, karena kota kami yang pertama --selain ibukota Jakarta-- dipercaya. Kalau PON (Pekan Olahraga Nasional), mungkin sudah banyak kota, kan?" kata Naswa Nazrina (17), pelajar salah satu sekolah menengah atas (SMA) Palembang.

Naswa dan lebih dari 10 temannya beramai-ramai menonton pertandingan sepatu roda. Mereka turut memberi dukungan pada tim sepatu roda "Merah Putih", yang pada Sabtu ini meraih empat medali emas.

Naswa juga berdoa semoga makin banyak medali diraih Tim Merah Putih pada SEA Games ke-26 ini. "Tentunya tetap dengan cara yang sportif dan terhormat," ujarnya.
(T010)

Pewarta: Teguh Priyanto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011