Jakarta (ANTARA News) - Pola virus avian flu atau flu burung sampai sekarang belum berubah, sehingga tidak benar bila ada anggapan bahwa penularan virus itu sudah melalui pola dari manusia ke manusia, kata Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari. "Penularannya masih seperti dulu, dari unggas ke manusia. Jadi, belum melalui pola dari manusia ke manusia," tegasnya dalam rapat kerja dengan Panitia Ad Hoc III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Ruang GBHN Gedung DPD/DPR/MPR, Jakarta, Selasa. Menkes mengatakan, jika penularan virus itu sudah dalam pola dari manusia ke manusia, maka bentuknya akan berubah. Menurut dia, untuk mengatasi penularan virus avian flu, yang paling efektif adalah menjauhi unggas, terlebih lagi dengan menghindari kontak dengan unggas yang terindikasi mengidap virusnya. Dalam rapat kerja yang dipimpin oleh M. Surya, yang mewakili Daerah Perwakilan Jawa Barat itu, Siti mengimbau warga, agar tetap waspada terhadap ancaman virus avian flu. Ia menjelaskan, semua warga perlu berjaga-jaga dan segera melapor ke petugas kesehatan terdekat, jika melihat unggas di sekitarnya terindikasi terserang virus tersebut. Mereka yang terlanjut terkena virus flu burung, menurut Menkes, segera dibawa ke rumah sakit, karena jika pengobatannya terlambat, maka efektivitas pemakaian obat tamiflu kian berkurang. Siti menambahkan bahwa gejala pasien yang terserang virus avian flu, seperti demam tinggi yang tidak segera menurun harus diketahui semua orang. "Jika ada warga yang menderita dan mengalami gejala tersebut, maka dia harus segera dibawa ke rumah sakit," katanya. Dalam kesempatan itu, Menkes juga menyinggung soal vaksin sebagai salah satu upaya untuk memberikan ketahanan bagi unggas melawan serangan virus avian flu. Namun, Menkes mengingatkan, agar unggas yang mulai memperlihatkan gejala terkena virus mematikan itu sebaiknya segera dimusnahkan dengan dibakar sebagai usaha memutus mata rantai penularan virusnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006