Jakarta (ANTARA) - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengumumkan layanan kependudukan di Paniai, Papua, kembali berjalan normal setelah sempat terhambat oleh berbagai insiden yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Masyarakat Paniai dapat kembali melakukan perekaman KTP elektronik dan mengakses layanan kependudukan lainnya sejak pekan pertama April 2022, kata Plt. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Paniai Washinton sebagaimana dikutip dari siaran tertulis Pusat Penerangan Kemendagri yang diterima di Jakarta, Rabu.

"Perekaman, cetak KTP, akta dan lain-lain sudah berjalan kembali. Rata-rata dokumen yang dilayani tidak kurang dari 300 dokumen per hari," kata Washinton.

Sejak layanan kembali normal per 4 April 2022, Washinton mengakui permohonan yang masuk ke kantornya membeludak. Alhasil, Washinton meminta bantuan tenaga tambahan dari kabupaten sekitar Paniai.

Demi mengurangi jumlah masyarakat yang datang ke kantor, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Paniai berencana datang langsung ke sejumlah distrik untuk memberi layanan kependudukan kepada masyarakat.

Layanan itu yang rencananya diluncurkan langsung oleh Bupati Paniai Meky Nawipa akan mulai beroperasi setelah libur lebaran atau pada Mei 2022. "Peralatan yang kami persiapkan sudah tiba," ujar Plt. Kepala Dinas Dukcapil Paniai Washinton.

Ia lanjut menyampaikan banyaknya masyarakat di Paniai yang antusias mengurus dokumen kependudukan-nya merupakan buah dari kerja pemerintah setempat membujuk warga yang sebelumnya sempat ramai-ramai menolak.

Washinton menceritakan ia bertemu langsung dengan tokoh-tokoh masyarakat adat, mendengar kekhawatiran mereka, dan meluruskan berbagai informasi yang menyesatkan.

Warga saat itu sempat meyakini perekaman iris mata yang menjadi syarat pembuatan KTP elektronik berbahaya bagi mereka.

Baca juga: KKB lakukan penembakan dan pembakaran di Baya Biru, Paniai

"Saya katakan rekam KTP tidak mengandung hal negatif. Akhirnya, saya lakukan perekaman secara terbuka. Semua bisa lihat sembari menjelaskan tidak ada darah yang dihisap saat perekaman iris mata," tuturnya.

Demi mengurangi kekhawatiran warga, Washinton kepada tokoh masyarakat adat setempat juga mengatakan KTP elektronik merupakan "kartu bantu" yang dapat memudahkan kehidupan warga Paniai.

"Sebab, selama ini sebutan KTP berarti ada kesan negatif. (Isunya) di dalam ada chip/setan, dan lain-lain. Saya ganti sebut kartu bantu, karena bisa bantu dipakai ke bank, rumah sakit, bandara, kuliah, dan seterusnya," ujar Washinton.

Dalam siaran yang sama, ia mengatakan saat ini kantornya masih membutuhkan pegawai, dukungan keamanan dan peralatan. Ia menyampaikan pihaknya akan berusaha melengkapi kekurangan itu secara bertahap.

Terkait itu, Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri Prof. Zudan Arif Fakrulloh kerap mengingatkan pemerintah daerah untuk berinovasi demi mengatasi berbagai tantangan.

"Semangat Dukcapil BISA itu mencari solusi dengan inovasi," ucap Zudan sebagaimana dikutip dari siaran tertulis yang sama.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022