Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia semakin menarik sebagai tujuan investasi di tengah kelesuan ekonomi AS dan Eropa, namunm demikian "ASEAN Single Window" dan ketersediaan infrastruktur perlu segera disiapkan, kata pengusaha Korea.

"Kondisi ekonomi ASEAN, terutama Indonesia, dan Asia pada umumnya lebih baik dari kawsan manapun di dunia. Karenanya kami berinvestasi di sini," kata Jae Bum Park dari perusahaan ban asal Korsel, Hankook Tire Co.Ltd.

Ditemui seusai berbicara dalam sesi ASEAN-Korsel Forum Bisnis dan Investasi yang menjadi rangkaian Kegiatan KTT ke-19 ASEAN dan KTT terkait di Nusa Dua, Bali, Jumat, Park mengatakan, kondisi perekonomian ASEAN yang menjanjikan itu perlu dibarengi dengan sejumlah kesiapan.

Wakil Presiden Divisi Pemasaran dan Penjualan Hankook Tire Co.Ltd untuk ASEAN dan India itu mengatakan, ASEAN harus meningkatkan kesiapan infrastruktur, melakukan perubahan kebijakan ekspornya,dan memperkuat ketersediaan sumberdaya manusia yang terampil serta sistem "single window" yang sama.

"Pemerintah Indonesia sudah membangun sistem `single window` dan memiliki banyak orang profesional di Badan Koordinasi Penanaman Modal. Hal ini harus juga ada di negara-negara anggota ASEAN lainnya untuk menarik minat investor asing," katanya.

Ia mengatakan, pengalaman perusahaannya di Indonesia sangat baik karena dalam enam bulan mereka sudah bisa merampungkan seluruh kontrak yang mendukung pelaksanaan pembangunan proyek mulai dari pembelian tanah sampai negosiasi dengan pemerintah terkait ketersediaan infrastruktur.

"Dalam soal infrastruktur, kalau pemerintah bisa menyiapkan berbagai infrastruktur yang diperlukan seperti jalan, pasokan listrik dan air serta pendidikan dan sistem keuangan yang baik, akan lebih banyak investor yang datang ke kawasan ini," katanya.

Pemerintah negara-negara ASEAN juga perlu mengubah kebijakan ekonominya dengan mengubah tujuan ekspornya dari negara-negara maju yang kini mengalami krisis ekonomi seperti AS dan Eropa kepada memenuhi konsumsi dalam negeri dan konsumsi negara-negara intra kawasan, katanya.

"Penguatan pengusaha kecil dan menengah juga harus terus menjadi bagian dari prioritas pemerintah karena mereka berpengaruh besar pada penyediaan lapangan kerja dan konsumsi dalam negeri," katanya.

Selain Kae Bum Park, diskusi panel ASEAN-Korsel KTT Bisnis dan Investasi yang membahas peluang dan tantangan investasi itu juga menghadirkan Baek Sung-Kwan dari POSCO, Kwangyul Peck (Korindo Group) dan Jongkie D.Sugiarto (PT Hyundai Indonesia Motor).

Korsel merupakan salah satu mitra dagang dan negara asal investasi bagi ASEAN. Total nilai perdagangan kedua pihak tahun 2009 mencapai 74,7 miliar dolar AS sedangkan nilai investasi Korsel di kawasan ASEAN mencapai 1,4 miliar dolar AS (2009).

Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) beranggotakan Indonesia, Brunei, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011