Washington (ANTARA News) - India akan meneruskan program senjata atomnya tanpa menghiraukan apakah perjanjian nuklir sipil dengan AS diteruskan atau tidak, kata utusan New Delhi di Washington, Selasa. Tapi dubes India Ronen Sen menegaskan bahwa setiap teknologi yang diperoleh melalui perjanjian nuklir sipil yang diusulkan dengan AS tidak akan digunakan untuk program senjata nuklir New Delhi. Satu kelompok enam pakar nuklir AS yang berpengaruh menulis surat ke Kongres AS bulan ini mengingatkan bahwa perjanjian bilateral itu dapat mempercepat perluasan program senjata nuklir India. "Saya kira kecaman bahwa perjanjian ini akan memperluas program nuklir strategis (India) tidak masuk akal," kata Sen dalam jumpa wartawan. "Jadi program itu akan terus berjalan terlepas dari apakah anda memiliki perjanjian ini atau tidak," katanya. Sen mengatakan jaringan senjata nuklir "tidak memerlukan bantuan dari luar," dan menambahkan hal itu didasarkan pada teknologi dalam negeri yang dikembangkan sejak tahun 1950-an. "Kami tidak memperoleh teknologi itu secara sembunyi-sembunyi dari negara-negara ketiga dengan perjanjian-perjanjian tersembunyi engan negara-negara ketiga," katanya. Para pejabat dari AS dan India bergegas untuk merampungkan perjanjian nuklir sipilnya menjelang kunjungan Presiden George W.Bush ke New Delhi bulan depan. Di antara kekhawatiran para pakar nuklir adalah bahwa India menginginkan untuk tidak memasukkan reaktor-reaktor "peternak cepat"nya-- khususnya yang cocok untuk memproduksi plutonium untuk senjata--dalam pengawasan internasional. Mereka berpendapat bahwa setiap pasokan bahan bakar nuklir luar negeri ke India akan meningkatkan kapasitas India yang ada untuk memproduksi plutonium dan uranium yang diperkaya untuk senjata dan memungkinkan perluasan cepat senjata nuklir India. Bush dan PM India Manmohan sepakat mengenai rencana dasar kerjasama nuklir sipil di Washington Juli tahun lalu , dan kedua negara mengharapkan akan mengumumkan perjanjian lengkap dalam kunjungan Bush ke New Delhi pekan depan. Jika perjanjian itu tercapai, India akan diberikan akses ke teknologi nuklir sipil yang lama ditolaknya karena melakukan ujicoba nuklir dan menolak menandatangani Perjanjian Non Proliferasi Nuklir (NPT). Pemerintah Bush secara resmi meminta Kongres untuk membuat pengecualian khusus bagi undang-undang NPT untuk menjual bahan-bahan nuklir dan reaktor-reaktor ke India. Washington berjanji akan membujuk Kelompok Pemasok Nuklir, kelompok negara-negara yang mengawasi perdagangan atom, untuk berunding dengan India apabila rencana pemisahan nuklir ingin "dapat dipercaya." Undang-undang AS sekarang dan peraturan ekspor internasional melarang perdagangan nuklir dengan India. Sen mengatakan perjanjian AS-India adalah unik tapi tidak berisiko," dan menegaskan apa yang is sebut cacatan jejak India menyangkut non proliferasi nuklir tidak bernoda. Wakil menlu AS Nicholas Burns menurut rencana akan tiba di New Delhi Rabu untuk berunding menyangkut perjanjian nuklir, kata para diplomat, AFP melaporkan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006