New York (ANTARA News) - Saham AS tergelincir mundur pekan ini karena janji pemerintah baru Yunani dan Italia gagal memadamkan penularan pasar atau menunjukkan jalan untuk sebuah kesepakatan mengatasi krisis zona euro yang komprehensif.

Kurangnya kemajuan menuju kesepakatan pengurangan defisit oleh panel kongres AS yang kuat juga meredupkan pandangan ke depan untuk para pedagang, lapor AFP.

Dow Jones Industrial Index mengakhir minggu ini dengan turun 2,9 persen dari Jumat sebelumnya, pada 11.796,16, mengupas beberapa kerugian setelah dorongan naik terakhir pada Jumat.

Namun, indeks S&P 500 dan komposit Nasdaq Composite menyerah lebih pada Jumat, dengan S&P di 1.215,65, berakhir turun 3,8 persen untuk seminggu dan Nasdaq di 2,572.50, turun 4,0 persen.

Pasar AS mengabaikan beberapa data yang cukup positif selama seminggu menunjukkan kecepatan yang lebih lambat pada PHK pekerjaan, belanja konsumen yang kuat, optimisme bisnis secara keseluruhan yang lebih besar dan inflasi melambat.

Sebaliknya mereka patuh pada awan kemandekan politik di kedua sisi Atlantik:

- Di Eropa, para pemimpin Uni Eropa dan Bank Sentral Eropa bergumul atas bagaimana untuk meningkatkan dana penyelamatan guna menghentikan penularan menyebar melalui pasar obligasi pemerintah yang berpotensi mengancam seluruh zona euro.

- Di Amerika Serikat, "supercommittee" Kongres yang bertugas untuk memangkas 1,2 triliun dolar AS dari defisit AS selama 10 tahun ke depan hingga 23 November tampak menemui jalan buntu, dengan hasil kemungkinan bahwa pemerintah akan otomatis dipaksa tahun depan untuk mengehamt pengeluaran secara keseluruhan.

Di samping politik, sementara indikator dalam negeri AS telah membaik, luar negeri tidak, kata Wells Fargo Securities, "Ada tanda-tanda bahwa kuartal keempat mungkin tidak cerah."

"Produksi industri telah melemah di Eropa dan Rusia, sedangkan pengangguran telah melonjak di Inggris. Sebuah yen yang kuat dapat menghambat ekspor Jepang."

"Ini merupakan minggu yang buruk karena kekhawatiran dan keprihatinan tentang Eropa telah mengalahkan angka ekonomi yang baik di AS," kata Hugh Johnson dari Hugh Johnson Advisors.

"Pasar tidak ingin penghematan bagi negara-negara yang memiliki tingkat pengangguran 15 persen. Pesannya adalah: mereka membutuhkan kebijakan pertumbuhan," katanya.

Dengan enam minggu tersisa di tahun ini, pasar akan fokus pada belanja konsumen AS, yang bisa menentukan apakah mereka pada akhir tahun yang lebih tinggi atau lebih rendah, menurut para analis.

Pada Jumat Dow masih 1,9 persen lebih tinggi daripada saat mulai pada awal 2010, sedangkan S&P 500 turun 3,0 persen dan Nasdaq turun 3,3 persen.

Periode puncak pengeluaran AS dimulai minggu ini dengan Thanksgiving pada Kamis dan puncaknya dengan Natal pada 25 Desember dan kemudian Tahun Baru.

Dalam apa yang akan menjadi pekan singkat liburan, peristiwa utama adalah datangnya belanja tahunan gila-gilaan Black Friday, yang menurut pengumuman penjualan oleh rantai besar sebenarnya akan dimulai pada hari Thanksgiving.

Ekonom berpegang erat-erat pada data pengeluaran akhir pekan panjang untuk proyek kekuatan konsumsi untuk periode Thanksgiving dan Natal.

Tetapi beberapa orang mengatakan bahwa toko diskon dimulai pada Oktober mungkin telah membujuk menghabiskan lebih banyak sebelumnya, yang dapat menyebar data konsumsi selama periode lebih luas.

Juga datang adalah data penjualan rumah yang sudah ada (rumah jadi) pada Oktober (Senin), sebuah revisi perkiraan PDB kuartal ketiga (Selasa), konsumsi pribadi Oktober dan pesanan barang tahan lama (Rabu), dan indeks sentimen konsumen dari University of Michigan (Rabu). (A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011