Yogyakarta (ANTARA News) - Jenazah Gusti Kanjeng Raden Ayu Adipati Paku Alam, istri Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Paku Alam IX, dimakamkan Minggu.

Kerabat dari Paku Alam IX KPH Wijoyokusumo di Yogyakarta mengatakan, Gusti Kanjeng Raden Ayu Adipati Paku Alam dimakamkan di pemakaman keluarga Pakualaman Girigondo, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Prosesi pemberangkatan jenazah dilakukan di Komplek Puro Pakualaman, Minggu pagi dan pemberangkatan jenazah dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas.

Ia mengatakan bahwa dalam prosesi pemberangkatan jenazah di Puro Pakualaman, Paku Alam IX meminta izin kepada Sri Sultan HB X sebagai raja.

Seluruh putra, menantu, dan cucu dari almarhumah Gusti Kanjeng Raden Ayu Adipati Paku Alam mengikuti upacara tlusupan.

Upacara tlusupan sebelum pemberangkatan jenazah menjadi simbol penghormatan dan perjuangan orang yang meninggal.

Putra Paku Alam IX, yakni Bendoro Pangeran Haryo Suryodilogo, Bendoro Pangeran Haryo Haryoseno dan Bendoro Pangeran Haryo Haryodanardono, menantu, dan empat orang cucu mengikuti upacara tlusupan.

"Ritual tlusupan menyimbolkan penghormatan sekaligus mendoakan orang yang telah meninggal," kata dia.

Prosesi tlusupan dilanjutkan dengan pembacaan doa untuk memberangkatkan jenazah.

Sultan, GKR Hemas, Paku Alam IX dan kerabat kemudian mengantar jenazah dari Gedong Agung Proboyekso hingga ke pelataran komplek Puro Pakualaman.

"Ritual pecah kendi dilakukan saat jenazah diberangkatkan menggunakan mobil jenazah," katanya.

Sebelumnya, Adik Ipar Pakualam IX Bendara Raden Ayu (BRAy) Indrakusuma pada Sabtu mengatakan  bahwa Gusti Kanjeng Raden Ayu Adipati Pakualam meninggal pada usia 72 tahun karena sakit komplikasi.

"GKRAA Pakualam meninggal pada Sabtu, 19/11 pukul 08.20 setelah menjalani perawatan di RS Sardjito sejak Jumat sore," kata dia.

BRAy Indrokusumo yang merupakan kerabat Puro pakualaman mengatakan kondisi kesehatan GKRAA Pakualam dalam satu bulan terakhir terganggu karena tidak mau makan.

"Sekitar dua atau tiga tahun yg lalu beliau juga sempat jatuh dan retak di pinggul kirinya," katanya.

Menurut dia, gangguan kesehatan tidak mengurangi kegiatan alamarhum GKRAA Pakualam.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011