Survei tersebut menunjukkan bahwa 86 persen usaha kecil menaikkan harga barang atau jasa mereka, sementara 21 persen lainnya menyerap biaya lebih tinggi dengan mengurangi jumlah bahan atau barang yang digunakan untuk menghasilkan produk akhir.
Jakarta (ANTARA) - Hingga 68 persen usaha kecil di Amerika Serikat (AS) berencana menaikkan harga jual rata-rata dalam tiga bulan ke depan sehingga memberikan biaya yang lebih tinggi kepada konsumen, menurut survei terbaru yang dilakukan terhadap sejumlah pengusaha kecil oleh National Federation of Independent Business (NFIB).

Secara khusus, 40 persen pengusaha kecil berniat menaikkan harga sebesar 10 persen atau lebih, seperti ditunjukkan survei yang dilakukan pada 14-17 April dengan 540 responden itu.

Sebanyak 62 persen pengusaha kecil melaporkan bahwa inflasi berdampak besar pada bisnis mereka, sementara 31 persen lainnya melaporkan dampak sedang.

Inflasi menggantikan kualitas tenaga kerja sebagai masalah bisnis utama bagi usaha kecil AS pada Maret, menurut survei sebelumnya oleh NFIB.

Survei tersebut menunjukkan bahwa 86 persen usaha kecil menaikkan harga barang atau jasa mereka, sementara 21 persen lainnya menyerap biaya lebih tinggi dengan mengurangi jumlah bahan atau barang yang digunakan untuk menghasilkan produk akhir.

Selain itu, 31 persen pengusaha kecil berutang guna mengatasi biaya yang lebih tinggi, menurut survei itu.

Hampir setengah dari keseluruhan responden mengatakan bahwa kenaikan harga bensin dan bahan bakar baru-baru ini memberikan dampak negatif yang besar pada bisnis mereka, sementara 35 persen di antaranya mendapatkan dampak negatif sedang, dan 16 persen dampak negatif ringan, papar survei tersebut.

Tenaga kerja, sewa, dan utilitas juga menambah tekanan biaya bagi banyak usaha kecil, tetapi pada tingkat yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pasokan dan bahan bakar, kata NFIB.

"Inflasi mencapai tingkat yang belum pernah terjadi selama 40 tahun terakhir dan mendominasi keputusan bisnis untuk sejumlah pengusaha kecil di seluruh negeri," kata Holly Wade, Direktur Eksekutif Pusat Penelitian NFIB. Selesai
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022