Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Indonesia menjadi tuan rumah sidang sesi ke-6 Komite Antarpemerintah Warisan Budaya Tak Benda UNESCO sekaligus menjadi ketua komite pada 22-29 November, di Nusa Dua, Bali.

Wakil Menteri untuk Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, dalam jumpa persnya, di Nusa Dua, Selasa, menjelaskan, Indonesia menjadi tuan rumah karena dipilih secara aklamasi dari 24 negara calon tuan rumah pada sidang Komite 5 di Nirobi, Kenya pada November 2010.

"Selain itu, Indonesia memandang warisan budaya takbenda adalah bersifat strategis, dan Indonesia sendiri memiliki banyak segala macam warisan itu," katanya.

Sidang yang akan dihadiri lebih dari 500 delegasi dari 137 Negara pihak Konvensi 2003 UNESCO untuk perlindungan Warisan Budaya Tak Benda, LSM internasional terkemuka, dan pakar yang aktif di bidang kebudayaan.

Indonesia sendiri menjadi Negara Pihak ke-83 Konvensi 2003 pada 15 Januari 2008 melalui Peraturan Presiden No 78 bulan Juli 2007. Sejak itu Indonesia berpartisipasi secara aktif. Indonesia dijadikan anggota Komite Antar-Pmerintah beranggota 24 Negara, dengan masa bakti empat tahun pada sidang umum Para Negara pihak di Paris Juli 2010.

Konvensi sendiri diadopsi PBB untuk UNESCO dengan tujuan untuk melindungi warisan budaya takbenda, seperti tradisi, bahasa, seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat, pengetahuan, dan kerajinan tradisional.

"Untuk pertemuan tahun ini akan berlangsung dengan sesi-sesi penuh selama tujuh hari dan merupakan yang terpanjang dalam sejarah Konvensi, dengan 27 mata agenda untuk diperdebatkan dan diputuskan," ujarnya.

Nuryanti menjelaskan, sidang tersebut dinilai penting secara strategis bagi Indonesia karena memiliki peluang untuk membangun pemahaman bersama dan mendorong kerja sama dan hubungan antarbangsa melalui kebudayaan. Selain itu, kegiatan sidang di Indonesia dinilai penting untuk memperkenalkan, mempromosikan dan memperoleh dukungan atas potensi budaya.

"Di sidang ini juga ada peluang untuk memperlihatkan komitmen dan prestasi Indonesia di bidang perlindungan warisan budaya takbenda pada tingkat nasional maupun internasional di hadapan para penentu kebijakan dan pemimpin kebudayaan dunia yang dapat dimasukan dalam laporan wajib Indonesia ke UNESCO pada tahun 2013," jelasnya.

Dalam sidang tersebut, lebih dari 80 nominasi warisan budaya dari berbagai daerah di negara-negara dunia, seperti Tari Saman dari Aceh, Indonesia, Fodo dari Portugal, musik Mariachi dari Mexico. (ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011